Saya lebih memilih menjadi orang bodoh yang senang melihat orang lain tersenyum dan sedih melihat orang lain menangis. Sambil terus memperbaiki diri dan belajar kebaikkan dari nabi , orang biasa, binatang, atau apapun yang bisa megajarkan kebaikkan tanpa adanya intervensi budaya dan ritual. Siapa tahu kebenaran akan mendatangi saya secara pribadi dengan sendirinya  hingga saya akan bertemu dengan Sang Sumber yang sayapun juga tidak tahu. Ya... siapa tahu kan?
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!