Mohon tunggu...
Luzay 414
Luzay 414 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa unggul

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pro-Kontra Digitalisasi sebagai Kiblat Pendidikan Masa Kini

19 November 2022   09:51 Diperbarui: 19 November 2022   09:57 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tahukah Anda bahwa pendidikan merupakan hal yang paling utama setelah kesehatan dan ekonomi, sehingga pendidikan tradisional harus mampu menjawab tantangan terkini dan merubah model pembelajaran, baik itu sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas maupun universitas.

Saat ini, metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran tatap muka dan jarak jauh (PJJ). Pembelajaran jarak jauh dilaksanakan sesuai dengan situasi atau kondisi saat ini, dan pihak sekolah juga mengikuti anjuran Pemerintah Republik Indonesia yang menginstruksikan kita untuk melaksanakan kegiatan bekerja di rumah, belajar di rumah dan beribadah di rumah.

Saat ini kita berada di new normal, komunitas pendidikan menghadapi kenyataan yang sulit.

Proses pembelajaran yang biasanya berlangsung di dalam kelas, seperti berpandangan empat mata dengan guru dan mengadu ke teman, kini hanya bisa disaksikan melalui handphone dan laptop. Pro dan kontra akan muncul di antara orang tua, terutama bagi anak-anak yang masih mengenyam pendidikan, seperti yang baru masuk PAUD, Taman Kanak-Kanak. Mereka kesulitan memahami materi yang diberikan guru di sekolah, khususnya materi disiplin atau budi pekerti dan materi kesehatan dengan menggunakan literatur lisan yang telah direvisi dan didigitalkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode Real yaitu merencanakan, melaksanakan tindakan, mengamati dan merefleksi.

Jadi ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Apa variabel bebasnya?

Variabel bebasnya adalah digitalisasi sastra lisan dapat meningkatkan pengetahuan karakter dan kesehatan siswa di bawah normal baru. Variabel terikatnya sendiri dapat diartikan sebagai belajar dan berani dalam new normal.

Pada uraian di atas dapat kita berikan contoh seperti peristiwa yang terjadi di tahun 2019 yaitu pandemi Covid-19. Peristiwa ini menyangkut banyak aspek, terutama dalam bidang pendidikan, yang membuat sistem pembelajaran harus bisa menyesuaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses digital pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia serta manfaatnya. Penggunaan digital juga memiliki alternatif metode pembelajaran yang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Contoh aplikasi digital yang di gunakan saat ini seperti youtube, zoom, google meet, google classroom, social media, dll.

Oleh karena itu, di masa pandemi Covid-19, penerapan digitalisasi sangat fleksibel karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan unsur pendidikan, sebagai sarana pencapaian tujuan pembelajaran dan memperlancar proses pembelajaran. Namun di sisi lain, tidak semua unsur pendidikan dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam sistem pembelajaran digital, baik ekonomi maupun teknologi.

DAFTAR PUSTAKA
Anna sardiana, Aditama setyo Moekti, DEVOSI 3(2), 15-22, 2022
Nur Dwi sakmono, jurnal penelitian dan ilmu pendidikan, 96-102, 2020
Dina zahrotun ni'mah, Evi chamalah, aida Azizah, jurnal ilmiah SEMANTIKA 3 (01), 84-90, 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun