[caption id="attachment_335313" align="aligncenter" width="500" caption="www.inilahkoran.com"][/caption]
Kota Cirebon kini seolah menjadi "pembuangan" orang sakit jiwa. Indikasinya dilihat dari terus mengalirnya orang gila ke Cirebon. Lokasi "Pembuangan" antara lain kompleks Stadion Bima dan Sejumlah titik di Jalan Kalijaga Kota Cirebon. Panti sosial di Cirebon sudah tidak sanggup menampung orang sakit jiwa. Mereka yang sakit jiwa semakin banyak, Satpol PP kelimpungan menertibkan mereka, sementara penanganan tidak boleh melanggar hak asasi.
Warga Jalan Dewi Sartika Kelurahan Tukmudal Sumber Kabupaten Cirebon merasa terganggu dengan makin banyaknya orang gila di jalan tersebut. Sebagai ibu kota Kabupaten Cirebon semestinya menjadi kota yang nyaman dan aman dari berbagai gangguan, terutama keberadaan orang gila. Bahkan tampak sejumlah warga bergerombol bahkan mengusir kehadiran satu orang gila yang tengah meracau di depan kampus LPK Edukasia atau Sumber Motor dengan cara menyiramnya.
Waktu "pembuangan" orang sakit jiwa biasanya dilakukan malam hari dengan menggunakan mobil. Tidak ada jadwal yang pasti, masyarakat sekitar sudah tau sehingga tidak ada main hakim sendiri. Satpol PP sampai menaruh orang gila tersebut di perbatasan. Anehnya orang sakit jiwa itu bisa kembali lagi ke Kota Cirebon. Pernah orang gila dari Cirebon dibawa ke Tasikmalaya, namun karena Pemkot Cirebon tidak menjamin, panti Tasikmalaya tidak mau menampung orang gila tersebut.
Kota Cirebon tidak ada panti lagi yang mampu menampung orang gila dan merehabilitasi mereka. Area rehabilitasi di Cisarua dan Bandung juga penuh. Jadi sangat perlu dibangun Rumah Sakit Jiwa di wilayah Cirebon. Gubenur Jawa Barat Ahmad Heryawan sendiri mengakui kalau membangun rumah sakit khusus ini tidak mudah. Sementara ini Pemkot Cirebon cenderung mendiamkan persoalan ini, tidak mengusulkan apapun soal pembangunan rumah sakit jiwa. Ini perlu dicarikan solusinya bersama, karena ini masalah serius yang melibatkan warga, karena orang gila tersebut langsung berinteraksi dengan warga sekitar. Kenyamanan warga jangan sampai terganggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H