NAMA : LUTVINA KHOIRUN NISA
NIM : 202310230311275
Perkembangan  dunia  pendidikan saat ini telah memasuki  masa  yang  sangat  penting. Tidak  hanya memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas dan optimal, tetapi juga bisa terjamin atas keberhasilan sistem pendidikan itu sendiri . Kemajuan  teknologi  informasi  (TI)  telah mengantarkan  umat  manusia  pada  era  dengan  akselerasi  informasi  berkecepatan  tinggi serta canggih secara global.Perkembangan teknologi yang sangat pesat dapat dimanfaatkan untuk membantu kehidupan manusia dalam segala bidang,terutama yang terpenting adalah dalam dunia Pendidikan. Penggunaan  perangkat  teknologi  informasi  interaktif  seperti  CD  room dan  multimedia dalam dunia pendidikan  secara  bertahap  mulai menggantikan  peranan tv dan  video.  Oleh karena itu, dengan  adanya teknologi informasi dan internet, kini ilmu pengetahuan tidak lagi terpusat pada bangku sekolah formal, kini seseorang  akan  dengan  mudah  memperoleh  pengetahuan  dan dapat mengakses segala hal dari  mana  saja. Â
Walaupun  sudah  memasuki  peradaban  yang  serba  canggih,  namun  masih  banyak daerah yang tidak bisa terjangkau oleh canggihnya peradaban saat ini. Tentu hal ini sangat kontras dengan semangat pemerintah menyongsong pembelajaran bebasis teknologi. Dengan kondisi ini pemerintah sepertinya tidak kehabisan cara dalam menangani hal ini. Progam  "Merdeka  Belajar"  yang  diusung  oleh  mentri  pendidikan  dan  kebudayaan  Republik Indonesia, diluncurkan untuk mengantisispasidan meredam society 5.0. hal ini terbukti dari berbagai kebijakan "Merdeka Belajar" yang memberikan keluluasaan kepada peserta didik untuk belajar di luar  sekolah,  serta  mendorong  pserta  didik  menguasai  berbagai  keilmuan  yang  berguna  untuk memasuki dunia kerja
Dalam  menghadapi era  society  5.0 lembaga  pendidikian,  khususnya pendidik atau pembimbing  dengan  peserta didik sebagai civitas akademika sekolah, dituntut memiliki kesiapan mental agar siap dan mampu mengikuti tantangan  perkembangan  zaman yang kian pesat.  Saat  ini,  kurikulum  pendidikan  di  Indonesia menggunakan  kurikulum 2013, akan tetapi pembelajaran konvensional tidak  bisa  di pungkiri oleh pendidik bahwa kurikulum kian berubah sesuai perkembangan zaman.  Oleh  sebab  itu, kurikulum  pada  era  revolusi  5.0  ini  harus  membekali peserta didik bahwa pembelajaran dilakukan tidak harus secara konvensional berupa tatap mukan di dalam kelas yang sering terjadi dilakukan, melainkan dengan  kecanggihan teknologi, pembelajaran  dapat dilakukan  pada  kelas-kelas virtual (virtual classrooom). Bahkan, di era revolusi 5.0 ini sosok pendidik dapat digantikan oleh robot-robot sistem yang  dibangun melalui teknologi sertifical intellegent (AI).Bahkan dengan memanfaatkan  model blended  learning metode  pembelajaran  bisa  juga  digabungkan  antara pembelajaran tatap muka di kelas (offline) dengan pembelajaran dalam jaringan (online).
Kemudahan dalam proses pembelajaran tersebut apabila tanpa dibekali internalisasi soft skill, maka akan mendapatkan pengetahuan yang terbelakang dan tertinggal. Sementara, nilai karakter dan moral yang menjadi core perubahan  perilaku  dari  hasil  belajar  tidak  akan  tercapai.  Dalam  perkembangan  teknologi  yang terjadi  saat  ini  komponen  lain  bisa  digantikan  dengan  alat  dan  teknologi yang lebih canggih lagi mengikuti perkembangan zaman  akan  tetapi  dalam  dunia pendidikan  moral  guru  dalam  mendidik  tidak  dapat  digantikan  oleh  alat  dan  teknologi  secanggih apapun.
Kualifikasi pendidik menyongsong society 5.0. Keberhasilan suatu Negara dalam menghadapi revolusi  industri  5.0,  turut  ditentukan  oleh  kualitas  dari  pendidikdan  komponen  pendidikan  itu sendiri salah satunya adalah tenaga pendidik. Kini, semua  guru atau pembimbing dituntut menguasai keahlian, kemampuan beradaptasi  dengan  teknologi yang berkembang  dan  tantangan  global yang kini semakin mengalami kemajuan dari zaman ke zaman. Dalam  situasi  ini,  setiap  lembaga pendidikan harus mempersiapkan oritentasi dan literasi baru dalam bidang pendidikan. Literasi lama yang mengandalkan baca, tulis dan matematika harus diperkuat dengan mempersiapkan literasi baru yaitu  literasi  data,  teknologi  dan  sumber  daya  manusia.  Literasi  data  adalah  kemampuan  untuk membaca,analisa dan menggunakan informasi dari data dalam dunia digital.
REFERENSI
Asyhar, Rayandra. 2014. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta.
Depdiknas.2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem pendidikan nasional.Jakarta: Depdiknas.Â
Fisk, Peter. 2017. Education 4.0 the Future of Learning Will Be Dramatically Different, in School and throughout Life
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H