Istilah Bojonegoro dikaitkan dengan kehidupan Angkling Dharma yang memiliki banyak istri di suatu daerah, dan dikenal dengan kota istri-istrinya para raja. Sehingga bermuncul kata Bojonegoro yang terdiri dari 2 suku kata yakni Bojo yang artinya istri dan negoro yang artinya negara. jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Bojonegoro adalah Kota istrinya negaraÂ
Bojonegoro dikenal sebagai Bumi Angkling Dharma karena menurut cerita Prabu Angkling Dharma pernah bersinggah di Bojonegoro pada saat mengalami masa hukuman dan kutukanmenjadi burung Belibis , Menurut mitos yang beredar bahwa naga milik  Angkling Dharma terletak dibawah tanah wilayah Bojonegoro, sehingga tanah di daerah Bojonegoro disebut dengan 'tanah gerak'. Tak heran bahwa jalanan yang di bangun oleh pemerintah Bojonegoro tidak pernah bertahan lama karena selalu rusak.Â
Betul atau tidaknya cerita masyarakat yang ada, cerita tersebut telah menyebar dan diyakini benar di beberapa kalangan masyarakat Bojonegoro.
 Tak kalah menarik ada fakta unik dari daerah Bojonegoro, apakah itu ? yuk kita simakÂ
SejarahÂ
Pada mula abad 1-16, Bojonegoro termasuk wilayah kekuasaan Majapahit yang kemudian pada abad 16 menjadi wilayah kesultanan Demak. Pada Tanggal 20 Oktober 1677, Status Jipang yang sebelumnya adalah kadipaten diubah menjadi kabupaten dengan Wedana Bupati Mancanegara Wetan,Mas Tumapel yang juga merangkap sebagai Bupati I yang berkedudukan di JIpang.Â
Tanggal ini hingga sekarang diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Bojonegoro. Tahun 1725 , Ketika Sunan Pakubuwono II naik tahta , Pusat pemerintahan kabupaten dipindahkan dari Jipang ke Rajekwesi , selatan kota Bojonegoro sekarang.Â
Luas, pupulasi, dan letak
kabupaten Bojonegoro terletak di bagian barat Provinsi Jawa Timur dengan posisi geografis 112 25'-112 09' Bujur Timur dan 6 59'-7 37' Lintang Selatan  memiliki luas wilayah 2.307,06 km2 dengan populasi penduduk sebesar 1.301.635 jiwa yang berbatasan dengan 6 kabupaten yakni Tuban, Lamongan, Ngawi, Madiun, Nganjuk dan Blora.Â
BahasaÂ
Bojonegoro mempunyai bahasa dialeg khas Jonegoroan nya yang unik ditambah dengan logat medhok semakin membuat khas gaya bahasanya, imbuhan kata -leh dan-nem pun menjadi ucapan wajib bagi warga Bojonegoro . Ada yang mengatakan bahwa dengan logatnya yang medhok membuat Bojonegoro menjadi kota termedhok se Jawa timur.