Mohon tunggu...
Lutviah Mirza kaaristina
Lutviah Mirza kaaristina Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi menulis, menari, dan menggambar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa Sekolah Dasar Melalui Metode SAS

19 Juni 2024   10:59 Diperbarui: 19 Juni 2024   11:17 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : https://www.pexels.com/id-id/foto/buku-buku-pustaka-meja-tulis-duduk-5303557/

Membaca merupakan bekal awal yang perlu dikuasai oleh siswa sekolah dasar, karena membaca merupakan kegiatan yang dapat memperluas pengetahuan, wawasan, dan kemampuan siswa. Membaca juga merupakan kemampuan dalam mengenal huruf dan proses mengubah tulisan menjadi bunyi. Tarigan (2008: 7), membaca adalah proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis. Dalam pelajaran bahasa Indonesia dan pelajaran yang lainnya membaca adalah kebutuhan primer. Terdapat empat kompetensi berbahasa dasar yang perlu dimiliki oleh siswa, yakni membaca, mendengarkan, menulis, berbicara. Keempat kompetensi ini sangatlah penting untuk memulai komunikasi dan menyerap berbagai informasi. membaca merupakan permulaan siswa kelas satu, tetapi mereka masih mengalami banyak kendala dalam membaca kata-kata sulit atauun menulisnya. Pada kali ini cara yang tepat adalah dengan penggunaan metode SAS, metode ini cocok untuk anak sekolah dasar yang masih mengalami kesulitan dalam membaca.

Kemampuan membaca anak sekolah dasar dapat dipengaruhi oleh faktor fisiologisnya, bisa berupa gangguan alat bicara, pendengaran, dan penglihatan. Faktor intelektual juga dapat mempengaruhi anak, faktor intelektual meliputi kemampuan global individu dalam bertidak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan merespon lingkungan secara efektif. Segala faktor tersebut mungkin dapat diatasi dengan penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS). Metode SAS merupakan yang biasa digunakan untuk memperkenalkan sebuah kalimat utuh dengan memcah struktural kalimat tersebut pada awal pembelajaran.  Metode SAS sering digunakan pada awal pembelajaran membaca dan menulis. Dalam metode ini, siswa disuguhkan sebuah kalimat lengkap, yang dipecah menjadi kata-kata dan huruf-huruf tersendiri, kemudian digabungkan kembali menjadi sebuah kalimat awal yang lengkap. Metode SAS dikembangkan berdasarkan beberapa landasan, antara lain landasan psikologi, landasan filsafat strukturalis, landasan pedagogi, dan landasan linguistik.

Penulis mencoba mengimplementasikan metode tersebut pada anak sekolah dasar, dengan mencoba memberikan sebuah kata dengan beberapa level. Mulai dari level satu dengan dimulai dengan dua suku kata, lalu level ketiga tiga suku kata, dan seterusnya hingga level lima.  Dalam proses tersebut dapat membantu siswa dalam memahami arti dari kata-kata dan kalimat, serta membantu mereka dalam mengenal proses membaca dengan baik dan benar. Dari hasil pengimplementasian tersebut, beberapa siswa dapat dengan mudah membaca dan menulis kata tersebut. Namun beberapa siswa masih kesulitan karena beberapa kata yang masih asing di telinga mereka dan memiliki tingkat kesulitan penyebutan yang tinggi. Siswa yang memahami dapat dengan mudah membaca, menulis, dan membagi kata atau kalimat menjadi beberapa suku kata.

Metode SAS ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Dari kelebihannya sendiri adalah konten yang kompleks dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dipahami, yang kemudian dapat disintesis kembali untuk menghasilkan pemahaman yang utuh. Selain itu, metode SAS juga memungkinkan siswa untuk terlibat dalam pembelajaran aktif dan interaktif, karena mengharuskan setiap bagian materi dianalisis secara detail sebelum direkonstruksi. Secara keseluruhan, penggunaan metode SAS meningkatkan hasil belajar dan membantu siswa lebih menguasai materi serta mempersiapkan mereka menghadapi tantangan akademik di masa depan. Namun metode ini juga memiliki kekurangan, Salah satu kekurangan utamanya adalah metode ini mungkin terlalu rumit untuk dipahami oleh siswa yang masih dalam tahap awal perkembangan kognitif.  Selain itu, metode SAS memerlukan banyak waktu untuk belajar satu kali, sehingga dapat mengurangi jumlah waktu anak untuk belajar hal lainnya, Guru juga perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang metode-metode ini dan keterampilan yang memadai untuk menerapkannya secara efektif, yang belum tentu berlaku bagi semua pendidik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun