Semua suku yang ada di Indonesia memiliki beberapa kepercayaan yang dianggap sebagai ritual yang dipercaya memiliki kekuatan tersendiri oleh para masyarakat suku tersebut, salah satunya adalah puasa.Â
Di Indonesia sendiri, puasa tidak hanya di lakukan oleh umat islam saja, umat hindu, buddha, dan kristen pun punya ritual puasa mereka sendiri. Tak hanya dalam konteks agama, ada juga bentuk bentuk puasa lainnya diluar konteks ibadah keagamaan, salah satunya adalah puasa kejawen.
Baca juga: Eksistensi Kejawen di Tengah Era Modern
Puasa kejawen uniknya memiliki banyak jenis dan tentunya mempunyai fungsi yang berbeda beda. Berikut adalah beberapa jenis puasa kejawen yang mungkin belum kamu ketahui.
1. Puasa WetonÂ
Puasa weton dilakukan untuk memperingati hari kelahiran seseorang. Bagi masyarakat tanah jawa, puasa tersebut mungkin sudah tidak asing lagi karena sampai saat inipun masih ada beberapa masyarakat yang melaksanakannya. Puasa weton biasanya dilakukan dengan niat menjaga kedekatan hubungan orang tersebut dengan roh sedulur papatnya, agar peka firasat, kuat sukmanya, dan bisa untuk mendapatkan restu dari para leluhurnya atau untuk terkabulnya sesuatu yang sangat penting. Puasa weton ini dilakukan pada hari kelahiran seseorang yang kelahirannya disesuaikan dengan hari pasaran jawa, denagn demikian hari kelahiran seseorang akan berulang setiap 35 hari sekali
2. Puasa Pati Geni
Puasa Pati Geni adalah puasa tirakat yang dilakukan seseorang untuk menebus keilmuan tertentu. Puasa ini berasal dari dua kata yaitu pati yang artinya memadamkan dan geni yang artinya api. Dalam melakukan Pati Geni umumnya sama seperti puasa pada umumnya yakni menahan lapar dam haus. Namun tidak hanya itu, seseorang yang melakukan puasa tersebut juga harus menahan hawa nafsu kepada lawan jenis. Bagi yang sukses menjalani ritual ini, selain bisa menahan hawa nafsu terhadap lawan jenis, ia juga akan dijadikan petunjuk dari Yang Kuasa.
Baca juga: Antara Aturan Birokrasi, "Agama" Kejawen dan Pilar Kebudayaan Nusantara
3. Puasa tapa jejeg
Puasa ini dikerjakan dengan cara berdiri selama kurang lebih 12 jam atau setengah hari. Disebut "kurang lebih" karena puasa ini boleh dikerjakan kurang lagi 12 jam dan lebih dari 12 jam, semua itu tergantung kepada guru yang melihat kesanggupan orang yang mengerjakan puasa tirakat ini. Orang yang mengerjakan puasa ini biasanya untuk menguasai semacam kidang kencono atau kidang kencana. Selain itu, ia juga bisa mempelajari ilmu yang berfokus pada kebutuhan meringakan diri.
4 Puasa Wungon
Puasa ini merupakan tingkat tirakat yang paling berat, seseorang yang menjalankan puasa ini tentunya buka orang sembarangan. Orang yang menjalankan puasa ini tidak boleh bergerak, makan, minum dan tidur. Yang boleh dilakukan hanya duduk dan bersemedi, harus tetap terjaga dari apapun. Biasanya orang yang menjalakan puasa tersebut sedang menambah ilmu yang telah ia pelajari
Baca juga: Hidup Minimalis yang Beracuan pada Kejawen dan Pancasila
Itulahah beberapa puasa kejawen yang masih dilakukan oleh beberapa masyarakat hingga saat ini. Apabila melakukan puasa tersebut harus ada tuntunan dan tujuannya, jadi buat para pembaca, jangan dilakukan sembarangan ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H