Mohon tunggu...
Luthfy Faisal Dharma Setyawan
Luthfy Faisal Dharma Setyawan Mohon Tunggu... Guru - Selalu tertarik dengan perkembangan berita bola mancanegara. Fans setia MU sedari kecil.

-MU Enthusiast -Healthy lifestyle -Curious of everything

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Rudy Habibie: Film Nasionalisme Dibumbui Romantisme

11 Juli 2016   16:53 Diperbarui: 13 Juli 2016   06:21 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Beberapa hari yang lalu saya dan kakak kedua "nyasar" ke kota Semarang.Ceritanya kita mau jemput Ibu yang kebetulan pulang mudik menggunakan moda transportasi kapal laut.Ya maklum tiket pesawat mahal belum lagi akomodasi lainnya.Kami tak menyia-nyiakan waktu untuk traveling singkat di semarang sembari menunggu kapal bersandar.Kami memutuskan mengunjungi Lawang Sewu, menonton film, berbuka di simpang lima kemudian shalat di Masjid Raya Jawa Tengah.

Aneh memang yang paling berkesan justru ketika kita menonton film di bioskop.hahaha.Mungkin lain karena film nya adalah "Rudy Habibie".Film yang saya labeli "The Most Anticipated Film 2016" ini akhirnya diputar juga serentak di bioskop tanggal 30 juni 2016.Antrian untuk membeli tiket saja sangat panjang ketika itu.Menilik antusias penonton di Citraland Mall  Semarang saya pikir film ini akan memecahkan rekor film di Indonesia.Saya harap begitu

Film garapan Hanung Bramantyo dan MD Pictures ini berhasil mengemas kisah masa muda mantan presiden RI yang ketiga, BJ Habibie atau yang dulu akrab disapa Rudy Habibie dengan sangat menawan dengan spirit nasionalisme yang tinggi.

Rudy Habibie yang masih diperankan Reza Rahadian dikisahkan sedang memulai studi S1 di Jerman untuk menggapai cita-citanya membangun industri dirgantara Indonesia.Di sana ia bertemu sesama mahasiswa Indonesia yang kemudian menggawangi pembentukan PPI Aachen(Perhimpunan Pelajar Indonesia).Rudy ditunjuk menjadi ketua dengan visi-misi yang ia miliki dan kemampuan akademiknya yang tinggi.Ia didukung oleh teman-temannya yaitu Keng Kie,Peter,Poltak dan Ayu yang diperankan oleh Ernest Prakasa,Panji Pragiwaksono,Boris Bokir dan Indah Permatasari.

Di film ini juga bercerita mengenai kisah cinta pertama Pak Habibie dengan seorang wanita bule asal Polandia bernama Ilona(Chelsea Islan).Ilona inilah yang menjadi pendukung setia Rudy ketika teman-temannya tidak yakin terhadap cita-citanya.Quote yang paling saya ingat dalam film itu adalah ketika ilona berkata kepada rudy "Aku orang yang selalu percaya pada mimpi dan cita-cita mu.Itu lah fakta dan masalahnya".

Anda akan menemukan film ini sangat berbeda dengan film Habibie dan Ainun.Film ini sangat bernuansakan anak muda dan spirit nasionalisme dibumbui dengan romantisme cinta yang menyayat hati.Saya seperti diajari bahwa kecintaan pada negara terkadang dapat melebihi kecintaan kita terhadap ambisi pribadi.Dikisahkan  ketika Indonesia mengalami konflik Rudy dianggap sebagai ancaman negara, semua karya nya disita oleh pemerintah jerman.Ia bisa saja mendapatkannya kembali dengan syarat pindah warga negara tetapi kita sudah tahu jawabannya,Tidak! 

Keteguhan Rudy diuji lagi ketika kisah cinta nya dengan Ilona menemui hambatan dari sekelilingnya.Pada kenyataanya menurut pak habibie dulu ia sangat suka pada Ilona tetapi teman-temannya tidak setuju dengan hubungan tersebut selanjutnya kita tahu dengan siapa pak habibie menghabiskan sisa hidup.

Ketika ia putus asa dan hampir menyerah ia selalu memanjatkan doa dan berikhtiar tiada henti kepada yang Maha Kuasa.Sungguh kagumnya saya terhadap habibie muda yang mana sudah cerdas,berjiwa nasionalis dan religius pula.Mungkin sangat jarang kita menemukan sosok seperti ini lagi di zaman sekarang

Film ini seperti roller coaster membawa kita tertawa terbahak-bahak dengan akting kocak pemainnya terutama Poltak(Boris Bokir) yang tampil sangat meyakinkan dalam aktingnya. Kemudian penonton dibawa penasaran terhadap ceritanya lalu menitikkan air mata diakhir filmnya.Begitulah film itu dikemas.Hahaha saya justru terlalu malas untuk mencari kekurangan dari film ini memang terkesan subjektif tetapi begitulah saya ingin tulisan ini dibuat.

Bagi yang belum menonton Habibie & Ainun saya rasa sangat gampang untuk memahami cerita ini karena ceritanya bukan kelanjutan dari film sebelumnya atau lebih tepatnya prekuel dari film sebelumnya.So bagi anda yang belum sempat nonton film ini saya sarankan jangan melewatkan film yang satu ini.Dengan film ini saya harap perfilman Indonesia akan bangkit dan berjaya kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun