Pembaca yang budiman,
Apa yang kalian pikirkan saat mendengar istilah logical fallacy? Beragam definisi yang kalian dapat temukan dari Google. Sederhananya, logical fallacy adalah kesalahan berpikir atau sesat pikir. Sadar maupun tidak, kita mungkin melakukan kesalahan-kesalahan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.Â
Satu kesalahan yang paling sering kita lakukan secara tidak sadar adalah action bias. Mengutip dari situs thedecisionlab; "action bias describes our tendency to favor action over inaction, often to our benefit." Saya sendiri mengartikannya sebagai kondisi ketika yang penting ada aksinya tak peduli meskipun hal itu tidak efektif, tepat guna, maupun berpengaruh.
Untuk memberikan gambaran, seorang dosen meminta mahasiswa-mahasiswanya untuk memerhatikan penjelasannya sebelum mereka mulai menulis. Lalu, saat waktunya menulis mahasiswa-mahasiswa itu hanya menulis  sebagian kecil tanpa memahami materi yang dosennya jelaskan.Â
Mahasiswa itu berpikir 'Ya, yang penting saya sudah tulis'. Ketika ia membutuhkan catatannya maka kemungkinan besar ia tidak mengerti karena tidak lengkap. Ujung-ujungnya ia menyusahkan dirinya sendiri.Â
JIka kita terjemahkan dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita tidak akan asing dengan istilah-istilah 'yang penting selesai', 'yang penting hadir', 'yang penting shalat'. Mari kita perjelas konteksnya di bawah ini!
1. Yang penting selesaiÂ
Di kantor, seorang bos meminta salah satu stafnya untuk memeriksa berkas-berkas penting. Ia meminta staf tersebut untuk membuat catatan dan menandai jika ada kesalahan.
Namun, ia mengecek  berkas-berkas itu secara sembarangan, tidak teliti, dan terburu-buru. Ia ingin semuanya segera selesai. Ia tidak berpikir bahwa di balik tindakannya itu, bisa saja berkas itu menjadi masalah untuk perusahaan suatu saat nanti atau justru jika ditemukan ada kesalahan maka akan jadi tugas orang lain yang mengeceknya. Dengan kata lain, dia menyusahkan orang lain.
2. Yang penting hadir
Ada sebagian mahasiswa yang datang ke kelas semata untuk mengisi daftar hadir saja. Ia tidak melakukan apapun di kelasnya bahkan tertidur atau mengobrol dengan sesama temannya. Alasannya, ia tidak mau jatah bolos kuliahnya terpakai sehingga yang penting hadir. Padahal, ilmu yang ia dapatkan di kelas itu adalah ilmu yang sangat berharga dan mungkin bermanfaat di kehidupan mahasiswa itu suatu saat. Â