Siapa sih yang tidak kenal Plasa Simpang Lima Semarang, yang lebih dikenal sebagai Matahari Mall Simpang Lima. Gedung mall legendaris sejuta kenangan mewarnai masa kecil kita. Dimana banyak orang kala itu sangat akrab sebagai tujuan transit bus Semarang, juga tempat nongkrong sepulang sekolah jaman dahulu. Tidak banyak pilihan mall kala itu, menjadi kiblat orang Semarang untuk belanja berbagai keperluan selain pasar Johar. Berbagai event, pameran, dan gerai pakaian Matahari, yang menjadi langganan saat beli baju lebaran. Ditambah lagi gerai IT dan Smartphone yang cukup besar, berbagai toko aksesoris gawai, juga sparepart komputer. Yang sebenarnya mampu mendongkrak minat konsumen dari kalangan umum, gamer, kantoran, dan mahasiswa. Di masa jayanya tahun 2000-an. Tidak ketinggalan pula lapak Bakso Pak Kumis yang legendaris. Saya sendiri masih ingat kala itu sangat riuh ramai lapak yang menjual CD DVD, juga taman anak-anak istana pasir yang sangat menyenangkan.
Namun semuanya berubah sejak pandemi menyerang.
Saya masih ingat kala itu di area parkir depan yang sangat ramai pengunjung di kedai kopi, tempat bapak-bapak ojol dan warga lokal. Tahun 2000an hingga saya lulus SMA tahun 2015 masih cukup ramai terutama gerai sparepart HP Android di lantai 1, juga pameran HP Android berbagai merek. Tidak ketinggalan pula satu kawasan servis handphone, juga penjualan handphone bekas, dan jembatan kuliner yang riuh menuju Mall Ciputra.
Namun, semua itu sirna akibat pandemi Covid 2019-2020. Pandemi virus Corona yang sempat menjadi masalah di seluruh belahan negara, menjadi sebuah krisis dan terpuruknya usaha lokal. Berbagai kebijakan PSBB dan pembatasan aktifitas, turut berdampak pada kunjungan Plasa Simpang Lima. Tapi meski begitu masih ada kunjungan yang tidak banyak, sebab juga ada pembatasan jumlah kerumunan di suatu tempat. Hingga tahun 2023 pandemi mulai mereda, berkat vaksin yang telah ditemukan.Â
Setelah pandemi mereda, tidak menjamin kembali ramai pengunjung seperti dahulu. Banyak gerai tutup tidak memperpanjang kontrak sewa. Sudah pasti perekonomian sangat terdampak akibat pandemi, daya beli pun menurun. Bahkan gerai Matahari yang telah bertahan 34 tahun pun harus gulung tikar pada September 2024. Pemandangan yang sepi senyap itu tentunya mendundang rasa haru akan kenangan masa jaya dahulu. Sejak itu, sejumlah eskalator tidak beroperasi dan saya sendiri lebih memilih naik lift.
Namun, kondisi tersebut bukan tanpa sebab lain. Tumbuhnya banyak toko online, juga dibangun sejumlah mall baru di kota Semarang, turut memperparah kunjungan Plasa Simpang Lima. Saya sendiri pun juga heran, bagaimana mungkin kota Semarang kebanjiran mall baru, apakah mengikuti strategi penjualan Mixue dan Indo-Alfamaret? yang membuka cukup banyak cabang. Tapi yang saya amati, mall baru ini dibangun dengan konstruksi yang masih segar dan sangat memperhatikan desain interior yang instagramable, tentu saja mengundang banyak minat muda mudi. Sebut saja The Park, Queen City, Tentrem Mall, Paragon, Uptown Mall BSB Semarang, interior yang moderen dan mewah sangat menarik untuk dikunjungi.
Kabarnya di bulan Desember 2024 ini, Plasa 1 Simpang Lima sudah habis kontrak dan tutup permanen. Tapi untuk Plasa 2 masih dibuka setidaknya hingga tahun 2029.
"Setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya". Begitulah kata yang tepat untuk menggambarkan situasi saat ini. Walaupun berlokasi sangat strategis di area Simpang Lima, tidak bisa dipungkiri usia bangunan yang cukup tua, beberapa sudut sudah usang, toiletnya pun juga kusam. Ditangan pihak Pemkot Semarang masih diupayakan menggaet investor untuk merenovasi gedung tua ini. Demikianlah, kenangan tinggal kenangan. Semoga perekonomian dan UMKM kota Semarang terus maju dan berkembang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H