Mohon tunggu...
Luthfi Zaennuri
Luthfi Zaennuri Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan Swasta

Karyawan Swasta , Freelancer, Wirausahawan. Hobi nulis / ngetik cerita disela waktu

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Review Printer HP 115, Sebuah Kisah UMKM

4 November 2023   14:29 Diperbarui: 4 November 2023   15:03 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://carispesifikasi.com/wp-content/uploads/2016/05/Tips-Cara-Merawat-dan-pemakaian-printer-infus-dengan-baik2Bcopy.jpg

Kali ini saya ingin membagikan pengalaman saya menggunakan printer, yang tergolong kecil untuk usaha kecil menengah milik saya. Dahulu saya adalah karyawan swasta di sebuah percetakan, namun saat krisis melanda, saya mulai menggeluti usaha printing kecil-kecilan, atas saran dari pacar saya, Alhamdulillah, hasilnya cukup lumayan untuk sehari-hari.

Usaha printing dan fotokopi di kalangan masyarakat umum, memang memiliki margin keuntungan yang lumayan, biasanya untuk mencetak : undangan, nota, foto, dokumen dan sebagainya. Apalagi untuk tahun sekarang, didukung dengan printer yang telah berinovasi, telah membuat sistem infus atau Ink Tank, sebagai hasil kreativitas dari warga Indonesia yang ada saja akalnya untuk beberapa hal...

Printer di era 2000an kebanyakan menggunakan sistem cartridge, yang mana cartridge tersebut harus dibuang jika sudah habis, belum ada sistem isi ulang, harganya juga hampir setara dengan printer baru, jadi memang terlihat, biaya operasional printer kartrid tersebut tidak sepadan. Maka dari itu  mulai di tahun tahun-tahun berikutnya, para produsen mulai menanamkan sistem Ink Tank.

Oke, masuk kedalam sesi testimoni, printer apa saja yang saya gunakan selama merintis usaha, beberapa kendala yang saya alami, dan mungkin bisa berbagi pengalaman dengan anda juga.

1. EPSON L1110

https://www.bhinneka.com/blog/wp-content/uploads/2022/03/Epson-L1110.jpg
https://www.bhinneka.com/blog/wp-content/uploads/2022/03/Epson-L1110.jpg

Ini adalah printer pertama yang saya pilih untuk usaha printing. Sistem Ink Tank cukup menguntungkan, karena tinggal beli tinta original saja, infus original dari pabrikan, jadi tidak perlu melubangi unit cartridge dan beresiko menimbulkan eror atau kerusakan. Printer ini telah menemani saya selama sekitar 3 tahun, terbilang cukup awet dan tangguh. Saya dapatkan pertama kali dari hasil pesanan cetak calon mertua saya. Sesuai biaya jasa yang saya minta, dari hasil untung sudah cukup untuk membeli satu unit printer untuk dicetak dirumah sendiri, daripada harus jauh-jauh ke gerai fotokopi dan menggarap borongan disana, rasanya sungkan ditunggu pelanggan lain..hehe

Puluhan RIM kertas HVS, blangko undangan dan nota, sudah dilibas dengan sangat baik dikerjakan oleh printer ini. Namun, selang setahun berjalan, rekanku customer service mulai menyarankan memakai tinta Art Paper, sebuah tinta keras yang bukan peruntukannya yang katanya bisa digunakan untuk Epson tanpa kendala, memang kelebihannya, tinta tersebut tidak luntur saat kena air, dan akhirnya...printhead nya keok juga setelah gumpalan tinta mengeras, menyumbat printhead..(T-T) hingga mengotori hasil cetak di kertas dan tentu saja menimbulkan kerugian...mengganti printhead nya juga sangat mahal, servis mandiri juga beresiko karena bukan sistem cartridge yang bisa lebih mudah dilepas pasang.

Beberapa lama berjalan kerusakan mekanik juga turut memperparah kondisi printer ini. Mulai dari belt dinamo, yang bodohnya saya beri pelumas oli untuk mempercepat kinerja printing, karena saat itu sempat melambat saat sudah mencetak banyak lembar, dan akhirnya printhead nya jadi selip semakin bergeser, hasil cetak eror lagi, akhirnya saya bersihkan oli tersebut dan normal kembali. 

Kemudian masalah kabel, didalam mesin printer ini menggunakan kabel fleksibel untuk menghubungkan panel, nah karena sering dibongkar untuk diservis, akhirnya pin tembaga lama-lama aus juga, panel power on off tidak tersambung, saya lihat tutorial youtube caranya dengan digerus plastik penutup tembaga supaya bisa tersambung, oke cukup masuk akal, namun ternyata prakteknya tidak semudah itu...entah kenapa plastik kabel itu sangat keras untuk dikelupas..(T-T) dengan hasil yang tak sempurna, hanya menyala sementara, di hari minggu tempat servis libur, cari kabel yang sesuai di mall elektronik di kota ku tidak ada, akhirnya orderan ditunda sampai datang pesanan spareparts nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun