Mohon tunggu...
luthfiyyah indrasari
luthfiyyah indrasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

hobi saya menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tarekat dalam Tasawuf

10 November 2024   00:30 Diperbarui: 10 November 2024   00:33 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian Tarekat

Pertama, tarekat menurut etimologi berasal kosakata bahasa Arab, tariqah, yang teresap ke dalam bahasa Indonesia menjadi tarekat. 

Menurut Ibn Mandzur, tarekat berasal dari bahasa Arab dengan beberapa asal kata, yaitu 1) berasal dari kata al-tarq yang berarti garis di bumi atau garis pada suatu benda apa pun; 2) berasal dari kata al-tariqah yang berarti al-sirah, yaitu perjalanan hidup atau biografi; 3) berasal dari al-tariqah yang berarti al-mazhab (mazhab), yaitu pernikahan atau aliran; 4) berasal dari al-tariqah yaitu yang berarti al-halah, yaitu keadaan; dan 5) berasal dari al-tariqah yang berarti al-‘umud, yaitu tiang (Prof, Kuliah Akhlak Tasawuf, 2023). 

Kata tarekat ini memiliki arti yang mendalam, dan dapat dilihat dari asal katanya yang berasal dari bahasa Arab yang bermakna perjalanan spiritual kita dengan Sang Pencipta.

 Pertama, tarekat dapat diartikan sebagai “jalur” untuk menempuh kita menuju kepada Allah. Dan dengan ini tarekat dapat diartikan sebagai jalan yang khusus yang dalam perjalanannya harus dilakukan secara teliti. Arti pada kata “madzhab” atau “aliran” yang berarti pendekatan khusus kita kepada Tuhan. 

Pada tarekat ini kita dapat mengikuti bimbingan dan tradisi yang sudah berlaku sehingga kita dapat fokus dalam niat dan tindakannya. Dan tarekat juga dapat diartikan sebagai penopang dalam kehidupan kita. Pada akhirnya tarekat menjadi jalan untuk menuju tujuan akhir kita yaitu, kedekatan kita dengan Allah.

Proses Masuknya Tarekat

Pada mulanya, suatu tarekat hanya berupa "jalan atau metode yang ditempuh oleh seorang sufi secara individual", kemudian para sufi itu mengajarkan pengalamannya kepada murid muridnya, baik secara individual maupun kolektif. 

Dari sini terbentuklah suatu tarekat dengan pengertian "jalan menuju Tuhan di bawah bimbingan seorang mursyid atau guru". Setelah suatu tarekat memiliki anggota yang cukup banyak maka tarekat tersebut kemudian dikembangkan menjadi sebuah organisasi tarekat. 

Pada tahap ini, tarekat dimaknai sebagai "organisasi sejumlah orang yang berusaha mengikuti kehidupan tasawuf". Dengan demikian, di dunia Islam dikenal beberapa tarekat besar seperti tarekat Qadiriyah, Rifa'iyah, Syadziliyah, Naqsyabandiyah, Khalwatiyah, dsb (Styawati, Mengenal Tarekat di Dunia Islam, 2019). 

Pada awalnya tarekat berkembang dari praktik spiritual pribadi menjadi sebuah komunitas. Namun, ketika para sufi membagikan dan mengajarkan pengalamannya mereka merasa lebih dekat dengan Tuhan, dan dari situlah mulai terbentuk pengajaran langsung dari guru ke murid. 

Semakin lama, tarekat mulai berkembang menjadi sebuah organisasi yang dimana para anggotanya ingin hidup dalam ajaran tasawuf secara bersama-sama. Hal inilah yang menjadi faktor bahwasannya tarekat sudah mulai menjadi organisasi dikarenakan didalam organisasi ini terdapat guru (mursyid), murid serta aturan serta tradisi yang turun temurun dari generasi ke generasi lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun