Mohon tunggu...
luthfiyatul azimah
luthfiyatul azimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Tetep semangat sampai titik dimana kesuksesan itu ada dan seterusnya..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Kesadaran Diri Disgust & Shame

6 Desember 2022   17:59 Diperbarui: 6 Desember 2022   18:21 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Taukah kamu apaitu pola kesadaran diri disgust & shame?

Disgust atau jijik adalah emosi yang muncul karena penampilan, bau, sesuatu yang tidak disukai, dan tekstur tertentu. jijik juga merupakan perasaan yang muncul ketika kita melihat sesuatu yang membuat kita "mual/kotor". Misalnya, jika kita melihat banyak serangga dan menjijikkan, otomatis kebanyakan dari kita akan pergi sambil berkata "Ihh! banyak. "Oleh karena itu, jijik adalah respons emosional negatif yang berkurang perasaan genetik yang dimiliki mamalia ketika mereka merasa tidak nyaman atau terancam oleh sesuatu tentang penolakan untuk membuat jarak antara diri kita atau objek jijik

Jijik sering diklasifikasikan sebagai salah satu dari enam prinsip dasar merasa; Ia diklaim memiliki kemampuan beradaptasi yang unik. Sigmund Freud menyatakan bahwa dengan jijik, Anak-anak harus belajar mengendalikan hasrat seksual mereka untuk melawan rasa jijik dengan mengikuti pelatihan toilet, karena mereka tidak akan bisa berjalan lagi mengarahkan kenikmatan seksual dengan mengeluarkannya sesuai dengan hati seseorang, jadi fase analisis dalam psikologi adalah langkah paling penting bagi anak-anak untuk tetap bersih baik diri sendiri maupun lingkungannya dan mencegah anak dari hal-hal tertentu menimbulkan rasa jijik atau menurunkan kepekaan terhadap rasa jijik. 

Penelitian semakin menunjukkan bahwa rasa jijik sangat terkait dengan berbagai penyakit mental, memiliki implikasi mendalam untuk makan sehat, dan bahkan berpotensi menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia. As the study of disgust has gained broad traction, so has the argument that disgust should be explained by its adaptive, rather than symbolic, significance (Palmer et al., 2019). Meskipun rasa jijik bisa menjadi alat yang berguna untuk meningkatkan manfaat kesehatan, terutama yang mengarah pada kebersihan yang lebih baik

Shame atau rasa malu adalah keadaan stereotip, sedangkan rasa malu terjadi ketika atau Ketika karena keadaan tertentu. Jadi rasa malu dan takut adalah dua hal yang berbeda. Rasa malu adalah keadaan stereotip, sedangkan rasa malu terjadi ketika atau Ketika karena keadaan tertentu Arti malu menurut KBBI adalah orang mudah malu. Tanda-tanda nyata, seperti keringat dingin, menggigil, gagap, tidak berani melakukan kontak mata mata, dan tidak berani berbicara.

Jenis rasa malu ini dapat menimbulkan keinginan untuk mendekati orang lain dan diterima, dan ketika seseorang mau melakukan apa yang orang lain inginkan, itulah yang diinginkan orang lain agar orang lain mencintai dan membantunya. Secara Sederhana rasa malu bisa terjadi ketika kita berada di sekitar orang lain yang tampak lebih tinggi dan membandingkan diri kita secara sosial dengan mereka. 

Orang lain mungkin tidak secara langsung mengganggu, tetapi kehadiran mereka (yang terlihat lebih baik, lebih percaya diri, mendapat lebih banyak perhatian) dapat membuat kita merasakan gangguan emosional di dalam. Jenis rasa malu ini dapat dikaitkan dengan kecemburuan. Karena menurut (Hayani, 2019) rasa cemburu meningkat dari perasaan seseorang yang berada dalam defisit dibandingkan dengan orang lain (orang lain lebih baik dari segala hal dan dari yang dimiliki), sementara iri hati (jealousy) berhubungan dengan perasaan yang kehilangan apa yang dimiliki saingan kita.

Jadi rasa malu cemburu itu melekat pada emosi lebih rendah (tidak ada) sedangkan rasa malu iri terkait dengan kesadaran kompetitif. Kedua jenis rasa malu dapat memicu perilaku agresif seperti kedengkian dan perilaku agresif yang ditujukan untuk menekan dorongan. Ini bukan hanya penyebab tindakan jahat tetapi juga menjadi penerima tindakan jahat mungkin juga malu. Rasa malu berasal dari "ancaman terhadap diri sendiri" atau kebutuhan cepat membela diri, rasa bersalah lebih mementingkan keselamatan orang orang lain karena pengalaman menyakitkan orang lain. mengasuh anak dan kurangnya respons menyebabkan kemungkinan kesusahan pada orang tua bayi mereka dalam sistem perawatan keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun