Mohon tunggu...
Luthfiyah Rahadatul Aisy
Luthfiyah Rahadatul Aisy Mohon Tunggu... Mahasiswa - 210105110043 PIAUD A

Hallo semuanya selamat datang, terima kasih telah berkunjung ke profile kami.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jangan Sampai Salah Paham Mengenai Area Broca dan Area Wernicke

8 Mei 2022   20:59 Diperbarui: 11 Mei 2022   18:33 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Organ tubuh yang bernama otak meskipun dari segi bentuk kecil namun siapa sangka bahwa otak ini memiliki peranan yang penting dalam berkomunikasi dimana  bersifat dua arah dalam proses berbahasa dan pengendaliannya. Bersifat dua arah artinya bolak balik antara si pembicara dan si pendengar. Pernyataan tersebut tidak menutup kemungkinan si pembicara menjadi seorang pendengar, dan begitupun sebaliknya si pendengar menjadi si pembicara. Terjadinya proses itu tadi yakni bergantian secara teoritisnya, yang mana sangat memakan waktu yang lama, namun proses yang begitu lama tadi dapat berlangsung secara singkat karena dikendalikan oleh otak.

Adanya gangguan dalam berbahasa disebut dengan afasia. Penyebab afasia sendiri yakni karena terdapat kerusakan pada bagian otak tepatnya di hemisfer kiri. Tahu kah kamu mengapa belahan otak kiri atau biasa disebut hemisfer kiri dikatakan dominan dalam proses berbahasa? Karena di otak belahan kiri di dalamnya terdapat bagian penting, yang dimaksud bagian penting tersebut ialah area Broca dan area Wernicke.

Afasia bukanlah sebuah penyakit namun berupa gejala yang sebagai tanda adanya kerusakan pada bagian otak dimana mengatur proses bahasa. Biasanya seseorang yang pernah terjangkit penyakit stroke atau mungkin cidera di kepalanya tidak menutup kemungkinan bahwa afasia ini akan terjadi secara tiba-tiba. Akan tetapi, afasia ini akan semakin menjadi-jadi dan bertahap apabila disebabkan oleh tumor otak atau demensia.

Penyebab dari kerusakan otak yang kerap kali timbulnya afasia ini adalah penyakit stroke. Ketika terjangkit penyakit stroke, maka aliran darah ke otak nya itu akan berdampak pada kematian sel otak atau bahkan bisa mengalami kerusakan pada bagian otak yang memproses bahasa. Lain halnya dengan afasia yang disebabkan oleh kerusakan otak akibat dari cedera di kepalanya atau pernah mengalami kecelakaan tentunya akan disertai dengan gejala yang lain seperti gangguan pada daya ingatnya atau pada kesadarannya.

Bukan hanya itu saja tetapi afasia ini juga dapat menyebabkan penurunan aktivitas sel atau fungsi-fungsi sel yang ada pada otak contohnya Dimensia dan penyakit parkinson, nah kondisi inilah yang akan menyebabkan afasia akan semakin berkembang sesuai dengan perkembangan penyakitnya.

Penemuan ahli bedah otak

Penemu pertama pusat bahasa di belahan otak kiri adalah Carl Wernicke (1874). Beliau merupakan sosok yang berprofesi sebagai dokter di Jerman yang berhasil menemukan adanya kerusakan pada bagian Lobus temporal kiri atau lebih dikenal dengan sebutan "Wernicke's Area" dimana akan menyebabkan gangguan dalam memahami sesuatu atau informasi yang disampaikan oleh si pembicara.

Seorang ahli bedah otak di  Perancis bernama Paul Broca pada tahun 1861mengkaji hubungan afasia dengan otak. Broca meneliti pasien yang sebelumnya meninggal dikarenakan mengalami himiflegia sisi kanan badan dengan cara mengautopsi otak pasien ini. Sebelum pasien ini meninggal Broca menemukan mereka tidak dapat berbicara namun dapat memahami ucapan dari orang lain. Setelah diautopsi Broca menemukan adanya keretakan syaraf otak dibagian Left Frontal Lobe atau dapat disebut dengan "Broca's Area".

Seseorang dengan penderita Afasia Broca akan berdampak pada sulitnya dalam baca tulis dan ketika berbicara merasa ragu-ragu. Namun, apabila seseorang menderita penyakit afasia broca, maka dalam memahami bahasa atau ungkapan orang lain tidak adanya masalah. Seseorang yang mengalami Afasia Wernicke maka dirinya akan merasa sulit dalam mengolah masukan linguistik. Apabila dibandingkan dengan si penderita Afasia Broca, maka seseorang dengan penderita Afasia Wernicke lebih fasih, namun ketika arahnya tidak jelas dan cenderung bergumam. 

Afasia Wernicke terkenal dengan sebutannya yakni afasia reseptif. Penyebab dari Afasia Wernicke adalah rusaknya otak pada bagian kiri tengah. Seseorang dengan penderita Afasia Wernicke ini akan merasakan sulitnya memahami informasi atau bahkan kata-kata yang didengar. Dengan begitu, akan berakibat pada si pendengar bahwasanya sulit untuk memahami kata-kata yang dikeluarkan oleh si pembicara. 

Sedangkan, Afasia Broca dikenal dengan sebutan afasia ekspresif. Penyebab dari Afasia Broca adalah terjadinya kerusakan pada otak bagian kiri depan. Seseorang yang mengalami Afasia Broca tahu ketika akan menyampaikan sesuatu kepada lawan bicaranya, akan tetapi sulit dalam mengutarakannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun