Akibatnya, masyarakat biasa yang tidak menjadi bagian dari korporasi menjadi tertindas dan termarjinalisasi. Tunawisma, penyalahgunaan obat-obatan, dan segala macam dosa malam merupakan pemandangan yang biasa di kota ini. David Martinez bersama ibunya Gloria Martinez adalah bagian dari masyarakat yang “terbuang”, namun Gloria bertekad bahwa anaknya harus memiliki kehidupan yang lebih baik dan menyekolahkannya di sekolah milik Arasaka.
Namun usaha ini harus berakhir sia-sia karena Gloria sendiri harus tewas setelah ia dan David terjebak di tengah perang antar geng di Night City. David yang depresi karena kehilangan ibunya kemudian memutuskan untuk terjun ke dalam dunia gelap dan menjadi seorang cyberpunk. Disinilah ia bergabung dengan geng pimpinan Maine dan bertemu karakter lain seperti Lucy, Kiwi, dan Dorio.
(Sayang) Terlalu Buru-buru
Salah satu prinsip yang dipegang teguh oleh mereka yang menjadi cyberpunk adalah jangan membicarakan masa lalu. Hal ini dikarenakan kisah masa lalu hanya akan menjadi hambatan dalam menjalankan pekerjaan dari klien.
Meski demikian, bagi kita sebagai audiens, prinsip ini terkesan seperti alasan untuk tidak mendalami latar belakang karakter lain, meski memainkan peranan penting dalam cerita. Lihat saja karakter Dorio yang sama sekali tidak dijelaskan asal usulnya atau Maine, yang notabene menjadi “mentor” bagi David, hanya diberi sedikit gambaran masa lalunya tanpa konteks apapun.
Hal ini dapat dipahami, karena anime ini hanya terdiri dari 10 episode, dua episode lebih cepat ketimbang anime-anime musiman lainnya. Akibatnya, Studio Trigger tidak memiliki ruang gerak kreatif yang luas untuk mengeksplorasi karakter dan menutup plot hole yang ada.
Paling tidak, pilihan Studio Trigger untuk fokus pada character development antara David dan Lucy tidak mengecewakan. Hubungan mereka ditampilkan dengan cukup natural, dari orang asing, menjadi saling membutuhkan. Sehingga tak mengherankan, pada bagian epilog anime ini, audiens dapat merasakan kesedihan yang dialami oleh Lucy.
Kesimpulan