Mohon tunggu...
luthfi mutaali
luthfi mutaali Mohon Tunggu... Dosen - pembelajar/peneliti/konsultan

saya meminati bidang pembangunan wilayah, tata ruang, ekonomi regional dan perencanaan lingkungan hidup

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tinjauan Geografis, KRIMINALITAS DI INDONESIA

5 Januari 2025   06:00 Diperbarui: 2 Januari 2025   07:48 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kriminalitas merupakan fenomena sosial yang tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik individu tetapi juga oleh dinamika ruang dan waktu. Dalam konteks Indonesia, geografi sosial memberikan pendekatan yang penting untuk memahami distribusi spasial dan temporal kriminalitas yang beragam di berbagai wilayah. Distribusi kriminalitas di Indonesia sering kali terkait erat dengan perkembangan wilayah urban, tingkat sosial-ekonomi masyarakat, serta dinamika budaya dan politik yang melingkupi wilayah tersebut. Pemahaman yang mendalam terhadap hubungan ini sangat penting untuk merancang kebijakan yang efektif dalam menekan angka kriminalitas secara berkelanjutan (Lutfi, 2023).

Data statistik menunjukkan bahwa wilayah dengan tingkat urbanisasi tinggi cenderung memiliki tingkat kriminalitas yang lebih tinggi. Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan sering menjadi pusat konsentrasi kasus kriminalitas, terutama jenis kejahatan seperti pencurian, penipuan, dan kekerasan. Hal ini mencerminkan hubungan antara urbanisasi, tekanan ekonomi, dan kesenjangan sosial yang menciptakan peluang dan motivasi bagi tindakan kriminal (BPS, 2022). Namun, distribusi ini tidak seragam di seluruh wilayah perkotaan. Sebagai contoh, kawasan permukiman padat penduduk dan wilayah perbatasan kota lebih rentan terhadap kriminalitas dibandingkan dengan kawasan elit atau pusat bisnis. Pendekatan geografi sosial dapat membantu memahami faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan ini, seperti akses terhadap pekerjaan, tingkat pendidikan, dan keberadaan fasilitas keamanan (Hidayat, 2021).

Selain urbanisasi, faktor demografi memainkan peran signifikan dalam dinamika kriminalitas. Penduduk usia muda, terutama yang berada dalam kelompok usia produktif, sering kali dikaitkan dengan potensi lebih tinggi untuk terlibat dalam tindakan kriminal. Hal ini didorong oleh tekanan ekonomi, seperti sulitnya memperoleh pekerjaan yang layak, serta lemahnya integrasi sosial dalam komunitas perkotaan yang dinamis (Nugroho, 2020). Di sisi lain, faktor budaya lokal juga turut memengaruhi variasi kriminalitas di Indonesia. Wilayah dengan tradisi kuat dalam menjaga norma dan kontrol sosial, seperti desa-desa adat di Bali atau NTT, memiliki tingkat kriminalitas lebih rendah dibandingkan dengan kawasan perkotaan yang lebih heterogen (Sumardi, 2019).

Politik lokal juga memiliki dampak signifikan terhadap kriminalitas. Korupsi, tata kelola yang buruk, serta lemahnya penegakan hukum sering menciptakan celah yang dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok kriminal untuk beroperasi. Misalnya, beberapa kasus perambahan ilegal atau konflik agraria di Indonesia Timur sering dipicu oleh kolusi antara pelaku kriminal dan pihak tertentu di pemerintahan lokal (Wibowo, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan kriminalitas tidak hanya membutuhkan pendekatan teknis, tetapi juga reformasi struktural dalam tata kelola pemerintahan.

Untuk memahami lebih dalam distribusi spasial kriminalitas, peta kriminalitas berbasis data menjadi alat yang sangat penting. Peta ini tidak hanya membantu mengidentifikasi hotspot kriminalitas, tetapi juga memberikan gambaran tren temporal, seperti meningkatnya kriminalitas selama masa pandemi COVID-19 di kawasan tertentu. Sebagai contoh, data menunjukkan bahwa tingkat pencurian dan penipuan meningkat signifikan di beberapa wilayah perkotaan akibat dampak ekonomi dari pembatasan aktivitas (Kurniawan, 2022). Analisis semacam ini memungkinkan kebijakan yang lebih terarah, seperti memperkuat pengawasan di kawasan rawan selama periode tertentu atau menyediakan program pemberdayaan ekonomi untuk kelompok rentan.

Pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu solusi yang terbukti efektif dalam menekan angka kriminalitas. Program seperti pengembangan keterampilan kerja, peningkatan akses pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas telah berhasil diterapkan di beberapa wilayah. Sebagai contoh, di Surabaya, program pemberdayaan perempuan melalui UMKM di wilayah dengan tingkat kriminalitas tinggi berhasil menurunkan insiden pencurian rumah tangga hingga 30% dalam tiga tahun terakhir (Utami, 2021). Selain itu, peningkatan integrasi sosial melalui program berbasis komunitas, seperti forum keamanan lingkungan, dapat memperkuat kontrol sosial dan mengurangi peluang kriminalitas.

Namun, semua upaya ini membutuhkan dukungan kebijakan berbasis bukti yang kuat. Pemerintah perlu mengintegrasikan data spasial kriminalitas dengan kebijakan tata ruang untuk memastikan pembangunan kota yang inklusif dan berkelanjutan. Selain itu, peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam penegakan hukum harus menjadi prioritas utama untuk mencegah kolusi dan korupsi yang dapat memperburuk situasi kriminalitas. Reformasi di sektor kepolisian dan sistem peradilan juga diperlukan untuk memastikan bahwa keadilan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat tanpa diskriminasi (Prasetyo, 2023).

Dengan mengadopsi pendekatan geografi sosial, kita dapat memahami bahwa kriminalitas bukan hanya masalah individu tetapi juga masalah struktur dan ruang yang memerlukan solusi holistik. Pemerintah, akademisi, dan masyarakat sipil harus bekerja sama untuk menciptakan kebijakan yang berbasis bukti, baik dalam aspek preventif maupun represif. Kombinasi antara penguatan komunitas, peningkatan kapasitas pemerintah lokal, dan optimalisasi data spasial akan menjadi kunci dalam mengurangi angka kriminalitas di Indonesia secara berkelanjutan.

@luthfimutaali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun