FUSSBALLHOLIC – Jangan menyangka yang macam-macam dulu. Sebagai muslim, insya Allah Mesut Ozil tidak absen untuk ikut puasa ramadhan. Tapi sebagai pemain Arsenal, Ozil beruntung karena tidak ikut puasa gelar di musim pertamanya. Rangkaian sembilan tahun nirgelar Arsenal pupus dengan kemenangan dramatis 3-2 atas Hull City. Ozil tentu senang, soalnya bisa pamer foto piala FA di Instagram.
Piala FA yang diraih di Wembley baru-baru ini membuat Ozil tidak kehilangan muka atas keputusannya menerima pinangan Wenger untuk bermain di Emirates Stadium. Pasalnya, banyak pihak yang menuding Ozil memilih pindah karena tidak berani bersaing dengan Isco, playmaker Spanyol yang didatangkan Carlo Ancelotti ke Bernabeu. Tudingan lainnya adalah, karena berlimpahnya stok playmaker Real Madrid, Ozil tidak yakin akan bermain reguler seperti musim yang lalu. Selain Ozil, Real Madrid punya Luka Modric, Angel Di Maria dan Isco. Jika jarang bermain reguler,kemungkinan Ozil takkan dibawa oleh Joachim Loew bersama skuad Jerman ke Piala Dunia 2014. Tudingan-tudingan itu mewarnai kepindahan Ozil yang jadi rekor pembelian termahal Arsenal.
“Lebih baik jadi ikan besar di kolam kecil daripada jadi ikan kecil di kolam yang besar”, mungkin begitu pikirnya saat mau tanda tangan kontrak.
Secara umum, performa Ozil selama musim 2013-2014 di Arsenal bisa dibilang bagus. Ozil jadi pelengkap puzzle hilang dari permainan Arsenal. Ada pergerakan dan umpan-umpan tidak biasa yang memanjakan Oliver Giroud dan meringankan tugas Santi Cazorla. Meski begitu, performanya sempat menurun di tengah musim. Selain dihajar cedera hamstring, Ozil seperti kehilangan intuisinya dan ‘menghilang’ di pertandingan penting melawan tim besar. Misalnya saat melawan Manchester United di Old Trafford, Ozil ‘tidak terlihat’ di lapangan, permainan magisnya menguap. Padahal Manchester United saat itu sedang limbung di bawah kepemimpinan Moyes. Hasilnya, Arsenal takluk 1-0. Saat melawan Bayern Munich di Champions League, Ozil dicap sebagai pemain yang malas. Legenda Arsenal, Stewart Robson melalui sesi wawancara dengan ESPN mengaku geregetan dengan loyonya permainan Ozil.
"Sepertinya dia memiliki masalah. Ketika dipasang lebih ke kiri, Ozil tak mau mengejar bek lawan yang maju menyerang.
"Itu artinya, salah satu gelandang Arsenal harus keluar dari posisi semula untuk ikut membantu pertahanan. Secara umum Ozil tampil bagus musim ini, tetapi dia sama sekali tidak luar biasa.” - Stewart Robson
Begitulah, tidak salah jika banyak kritik yang melayang pada Ozil. Pundi-pundi uang yang dikeluarkan Arsenal tidak boleh sia-sia. Ekspektasi publik pada Ozil bisa dibilang tinggi. Sangat tinggi.
"Bagi saya, amat sulit di enam atau tujuh bulan pertama. Ketika saya melihat Mesut, saya kira ia menjalani musim pertama yang bagus di Premier League. Musim depan, ia akan menjadi lebih baik," - Robert Pires
Tapi, sepertinya Ozil juga yang 'salah'. Datang-datang ke Emirates untuk main perdana, Ozil langsung sumbang satu assist saat melawan Sunderland. Pertandingan itu dimenangkan Arsenal dengan skor 1-3. Mulailah ekspektasi segunung dibebankan di kaki Ozil. Ini semacam saat kamu mendekati gebetan dan memberikan perlakuan istimewa diluar perkiraannya. Semisal saat kamu rela nganterin pulang gebetan ke rumahnya di Tangerang. Padahal rumahmu ada di Jakarta Selatan. Gebetan akan sangat senang, tapi dia jadi berharap kamu akan nganterin dia pulang ke Tangerang tiap hari, padahal kamu cuma sesekali begitu karena lagi pedekate. Terjadilah Expectation Violence Theory. Istilah kekiniannya: Harapan Palsu. Ozil dituding memberi harapan palsu, padahal itu bukan maunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H