Mohon tunggu...
Luthfia Rizki
Luthfia Rizki Mohon Tunggu... Editor - Editor

Lifetime Learner | Humanities | Writing with purpose

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Gak Lolos SNMPTN Tahun Ini? Hidup Belum Berakhir

27 April 2017   18:19 Diperbarui: 28 April 2017   18:00 1456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai pejuang ujian tulis, yang saya rasakan adalah benar-benar struggling di sini. Tangis, galau, serta rasa pilu setelah ke luar ruangan selesai mengerjakan soal telah saya alami. Mendaftar ke PTN ini-itu dan berpindah ke banyak tempat untuk mengikuti ujian telah saya lalui.

Lebih pahit lagi, ketika itu saya juga tidak diterima SNMPTN Tulis (sekarang bernama SBMPTN). Nangis? Tentu saja. Rasa penyesalan? Pasti ada. Pesimis? Banget. Tapi jika mengingat orang tua yang sudah membiayai formulir pendaftaran, dengan segala kemampuan saya ikuti saja berbagai ujian masuk PTN lainnya selain SBMPTN.

Karena ujian tulis adalah ujian sesungguhnya

Di sini saya tidak bermaksud merendahkan orang yang lolos melalui jalur rapor. Karena, balik lagi, setiap orang memiliki rezekinya masing-masing.

Mengambil sudut pandang lain, mengikuti ujian tulis berarti mengukur kemampuan diri kita sendiri terhadap jurusan yang kita ambil. Worth it atau tidak jika nantinya kita menjadi bagian dari mahasiswa jurusan tersebut. Karena survive di dunia perkuliahan jauh lebih berat ketimbang ujian masuknya.

Sisi baiknya, berjuang untuk mengikuti ujian tulis berarti kita tahan banting melalui berbagai "cobaan". Kita sudah mau capek-capek dan diuji ketangguhan kita dalam belajar intensif menuju hari-H ujian. Seberapa kuat motivasi kita untuk kuliah agar lolos ujian masuk PTN tersebut (karena tujuan kuliah setiap orang berbeda-beda). Perjuangan dalam belajar dan "kepantang-menyerahan" inilah yang bisa menjadi bekal kita untuk survive di dunia perkuliahan nanti.

Saya memiliki teman yang sembilan kali ditolak masuk berbagai PTN, sampai pada akhirnya ia mengulang tahun berikutnya untuk mengikuti SBMPTN kembali. Ketika ini, mental dan pengendalian emosinya pasti sudah terlatih dengan cukup baik untuk menghadapi fase kehidupan selanjutnya.

Jangan rendah diri, hidup harus terus berjalan

Jika kamu langsung merasa rendah diri setelah tidak lolos SNMPTN, ini merupakan kesalahan besar. Ketidaklolosanmu ini mungkin memiliki makna positif lain di masa depan. 

Bulatkan tekadmu untuk kuliah. Hilangkan sisi egomu untuk mengambil jurusan favorit hanya karena gengsi. Dan jangan takut untuk mengambil jurusan "anti-mainstream" hanya karena takut diremehkan orang (padahal jurusan tersebut adalah bidang kesukaanmu). Dengan sudah mengikuti bimbel dan puluhan try out untuk SBMPTN, kamu pasti sudah bisa mengukur kemampuanmu untuk masuk jurusan yang kamu tuju.

Jangan melakukan "kejumawaan" yang sama lagi seperti SNMPTN kemarin. Walaupun pilihan jurusan memang harus realistis, tapi jangan sampai merendahkan diri sendiri. Kamu tetap harus bisa mengukur minatmu, jangan memilih jurusan yang sesuai dengan nilai tetapi kamu nanti tidak mampu mengikutinya, serta menyesal di kemudian hari karena masalah "salah jurusan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun