Karena kuliah sastra bukan hanya belajar bahasa
Ini poin yang tak kalah penting. Banyak yang bertanya-tanya, belajar apa saja sih 4 tahun di sastra selain bahasa? Jurusan sastra sebetulnya juga belajar linguistik, penerjemahan, telaah teks, sejarah, budaya, dan lain-lain. Misalnya kita mengambil kuliah Sastra Perancis maka kita tentu akan mempelajari budaya Perancis dan juga keseluruhan wilayah Eropa.
Dari sini juga kita akan belajar bermacam-macam karakter orang dari berbagai latar belakang budaya. Belum lagi jika pengajar native yang suka datang setahun sekali. Dengan interaksi langsung, mereka akan semakin “mendekatkan” kita dengan bahasa yang kita pelajari. Biasanya pengajar native lebih fun karena mereka tidak mau membuat kita semakin tertekan, hehe. Hal inilah yang akan membuka pikiran, sehingga kita akan menjadi orang yang open-minded tapi tetap bertanggung jawab.
Karena materi perkuliahan yang sangat luas inilah, mahasiswa sastra asing (selain Inggris) tidak perlu takut tidak dapat pekerjaan. Kita mempelajari banyak hal. Apabila pekerjaan kita nantinya bukan dalam bidang spesialis bahasa yang kita ambil, masih banyak pekerjaan lain yang sejalan dan seirama sesuai dengan keinginan kita tentunya. Setiap orang telah memiliki jalannya masing-masing.
Kuliah sastra asing itu belajar tekun dan sabar
Tidak seperti bahasa Inggris yang kita semua tahu dasarnya seperti apa, belajar bahasa asing selain Inggris dibutuhkan ketekunan dan ketabahan yang tinggi. Kita memang harus rajin-rajin menekuni grammar, membahas permasalahan linguistik, belajar menerjemahkan dengan baik, dan sabar menghadapi perkuliahan; jangan cepat menyerah. Bahasa Inggris merupakan bahasa dasar untuk mempelajari bahasa lain. Karena kalau tidak pernah mempelajari bahasa Inggris, kecil kemungkinan untuk bisa paham dengan cepat mempelajari bahasa lain.
Namun, jangan kaget jika beberapa bahasa memiliki struktur grammar yang sangat berbeda dengan bahasa Inggris dan tata bahasa yang mutlak serta tidak terbantahkan. Mengapa tidak terbantahkan? Menurut pengalaman saya sewaktu mengambil mata kuliah pilihan Bahasa Jerman Dasar dulu, ada mahasiswa yang terus mempertanyakan mengapa kata ini artikelnya die,mengapa ini der, mengapa itu das.
Dan jawaban dosen saya atas pertanyaan tersebut: udah dari sananya. Kemudian sang mahasiswa yang berasal dari fakultas teknik itu bisik-bisik kepada saya masih memperdebatkan penentuan artikel die, der, das itu. Jawaban yang saya berikan juga masih sama seperti dosen saya: itu udah dari sananya, terima apa adanya saja.
Belajar bahasa asing memang sangat menyenangkan. Tulisan ini sesungguhnya dimaksudkan untuk membuka pandangan orang-orang mengenai memilih jurusan apapun itu, pada akhirnya pasti akan berguna. Karena setiap orang berhak memilih apa yang dia inginkan. Semua jurusan kuliah itu sama baiknya dan mempunyai kesulitannya sendiri-sendiri. Dan seperti hubungan antar sesama manusia, berbagai pembelajaran itu diciptakan untuk saling melengkapi satu sama lain yang berguna di dunia pasca kampus berikutnya :)
Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H