Mohon tunggu...
Luthfie Syauqie
Luthfie Syauqie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya sebagai seorang mahasiswa aktif semester 5 program studi Jurnalistik , Saya adalah seorang individu yang baru saja ingin mulai menulis dan ingin memasuki dunia jurnalistik. Sebagai mahasiswa jurnalistik tentu saya memiliki ketertarikan yang besar terhadap dunia berita dan informasi, dan saya percaya bahwa jurnalisme adalah salah satu profesi yang paling penting di masyarakat.Saya memiliki minat yang luas dan saya selalu mencari informasi baru. Saya berkomitmen untuk belajar dan berkembang, dan saya selalu berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tingkat Kepuasan Pesepeda Jakarta terhadap Fasilitas Khusus Sepeda di Jakarta

5 Januari 2024   19:54 Diperbarui: 5 Januari 2024   20:31 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. foto: Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez. 

Jakarta – Kota Jakarta kian semakin ramah bagi para pesepeda. Berbagai fasilitas khusus sepeda telah disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta guna mendukung mobilitas warga yang menjadikan sepeda sebagai moda transportasi. Mulai dari jalur sepeda permanen, sepeda sewa, hingga fasilitas parkir sepeda dititik  tertentu yang sudah tersebar di kota Jakarta. Bersepeda menjadi salah satu pilihan transportasi yang ramah lingkungan, sehat, dan ekonomis. Terlebih dikala negara kita waktu itu yang sedang terkena wabah virus corona (pandemi COVID-19), Banyak warga Jakarta yang beralih ke sepeda guna dijadikan sebagai moda alternatif untuk beraktivitas ataupun hanya sekedar berolahraga untuk menjaga imunitas tubuh, selain itu di saat pandemi COVID-19 ini berlangsung, disitu pula awal mula membeludaknya para pengguna sepeda di Ibu Kota Jakarta.

Pada tahun 2019, Institut Transportasi Dan Pengembangan (ITDP) Indonesia menyelenggarakan acara bertajuk community design workshop “Jakarta Bike-friendly City”, sebuah lokakarya dengan pendekatan partisipatif kolaboratif yang melibatkan warga Jakarta pengguna sepeda dan non-sepeda untuk merumuskan elemen-elemen apa saja yang diperlukan untuk mencapai “Jakarta Ramah Bersepeda”. Hasil lokakarya tersebut menghasilkan 10 poin Konsensus Jakarta Ramah Bersepeda, yang salah satunya adalah pengadaan jalur sepeda, sepeda sewa, serta fasilitas parkir sepeda.

Berdasarkan Konsensus Jakarta Ramah Bersepeda, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membangun jalur khusus untuk sepeda sepanjang 309,5 km per akhir 2020. Jalur sepeda itu sendiri terdiri dari beberapa macam variasinya, yang pertama ada  jalur terproteksi (dibatasi stick cone), yang kedua jalur share (berbagi dengan pengguna jalan lain, dibatasi markah jalan), dan yang ketiga ada jalur sepeda yang dibangun di atas trotoar. Pemerintah provinsi DKI Jakarta juga telah menyediakan sepeda sewa di beberapa titik strategis, seperti stasiun MRT, halte Transjakarta, dan kawasan Pusat Sepeda diarea sekitar Pantai Indah Kapuk (PIK).

Namun, apakah fasilitas-fasilitas tersebut sudah memenuhi kebutuhan dan harapan para pesepeda? Bagaimana pengaruh fasilitas-fasilitas tersebut terhadap kepuasan, kesehatan, dan keselamatan para pesepeda? Khusunya diwilayah DKI Jakarta.

Ilustrasi. Foto: Dok pribadi
Ilustrasi. Foto: Dok pribadi
Untuk mengetahui tingkat kepuasan  para pesepeda terhadap fasilitas khusus sepeda di Jakarta, saya telah melakukan survei  kepada dua narasumber yang merupakan sesama pegiat sepeda akan tetapi berbeda kegunaannya, Yang pertama ada M.Israq selaku mahasiswa Universitas Mercu Buana yang menjadikan sepeda sebagai alat trasnportasi sehari-hari, Selanjutnya ada M.Aditya selaku pekerja swasta yang menjadikan sepeda hanya sekedar sebagai alat olahraga sekaligus penghilang penat dikala kesibukan ia sehari-hari.

“fasilitas yang ada saat ini sudah cukup membantu saya sih , yang mana saya sebagai mahasiswa yang sering menggunakan sepeda sebagai alat transportasi saya sehari-hari , tentu adanya jalur sepeda ini sangat membantu saya terutama untuk di jam-jam sibuk, yang mana kondisi jalanan sedang ramai-ramainya , tapi saya tidak khawatir karena adanya jalur sepeda ini” kata M.Israq, mahasiswa Universitas Mercu Buana saat diwawancarai pada Rabu(6/12).

“Untuk sejauh ini Saya juga sudah merasa puas dengan fasilitas sepeda yang ada di Jakarta , yang mana saya hanya sekedar pegiat sepeda weekend , tapi saya kadang juga sering memgunjungi beberapa tempat menggunakan sepeda , dan dibeberapa lokasi yang saya kunjungi dijakarta ini sudah ramah bagi para pesepeda ,seperti memiliki area parkir khusus sepeda” kata M.Aditya, pekerja swasta saat diwawancarai pada Rabu(6/12).

Setelah membagikan pengalamannya masing-masing bagaimana experience yang pernah dirasakan dari tiap pesepeda yang berbeda kegunannya ketika ia bersepeda di kawasan Daerah Ibu Kota Jakarta, selanjutnya saya memintainya masukan, aspirasi ataupun saran kepada masing-masing pesepeda untuk pemerintah terkait dengan fasilitas khusus sepeda di Jakarta?

“Saya berharap pemerintah bisa lebih serius dan konsisten dalam mengembangkan dan merawat jalur sepeda yang ada di Jakarta saat ini. Jalur sepeda harus dibuat lebih lebar, rata, dan terhubung antara satu dengan yang lain. Pemerintah juga harus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang akan pentingnya menghormati hak-hak pesepeda dan tidak menyalahgunakan jalur sepeda. Selain jalur sepeda, saya juga berharap pemerintah bisa menyediakan fasilitas lain yang mendukung pesepeda, seperti menambah tempat parkir sepeda yang aman dan juga mudah untuk diakses” harap M.israq, selaku mahasiswa Universitas Mercu Buana yang menjadikan sepeda sebagai alat trasnportasi sehari-harinya.

“Saya mengusulkan agar pemerintah bisa membuat jalur sepeda yang permanen dan terpisah dari kendaraan bermotor, agar pesepeda bisa lebih aman dan nyaman bersepeda. Pemerintah juga harus melakukan pengawasan dan penindakan terhadap pelanggar jalur sepeda, baik itu kendaraan bermotor, pejalan kaki, maupun pedagang kaki lima” usul M.aditya, selaku pekerja swasta yang menjadi pegiat sepeda weekend.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun