Mohon tunggu...
Luthfi Baskoroadi
Luthfi Baskoroadi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masjid Favorit Ku Tarawihnya Cepat Selesai

18 Juni 2016   15:37 Diperbarui: 14 Juli 2016   06:23 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Pernahkan kita merasa gelisah, gundah, dan sedikit emosi bila menjadi makmum dibelakang imam sholat yang bacaannya lama dan merasa tak kunjung usai? Bila pernah artinya kita sama, penulis pastinya juga pernah merasakan hal itu. Fenomena seperti ini biasanya banyak muncul saat bulan Ramadhan seperti sekarang ini. Bulan Ramadhan selalu identik dengan sholat tarawih, dan sholat tarawih identik pula dengan sholat yang panjang dan lama. Bila sholat yang sejatinya sudah panjang dan lama tersebut harus dipimpin oleh imam yang bacaanya panjang dan lama, bagaimana jadinya? Sudah pasti kita akan merasa lelah dan bosan.

Pola umum sholat tarawih di Indonesia sebenarnya bisa dilihat berdasarkan jumlah rakaat yang dianut di masing-masing masjid/mushola. Biasanya jumlah rakaat berkorelasi positif dengan kecepatan bacaan imam meskipun tidak mutlak dan tidak semua begitu. Masjid yang menganut 23 rakaat akan cenderung lebih cepat dalam gerakan dan bacaan sholatnya dibandingkan dengan masjid yang menganut 11 rakaat. Hal ini cukup bisa dimaklumi mengingat rakaat yang sangat banyak itu bila harus dikerjakan secara perlahan maka akan memakan waktu yang sangat lama dan akan menyulitkan bagi para jamaah khususnya lansia dan orang yang sedang sakit.

Selain fakta diatas, ada fenomena unik yang kini semakin menjamur di umat muslim Indonesia, yakni berlomba-lomba mencari masjid yang tarawihnya cepat. Mungkin ini sedikit menggelitik, namun inilah faktanya. Semakin cepat sholat tarawih di suatu masjid, maka biasanya jamaahnya akan semakin ramai. Sedangkan semakin lama sholat tarawih di suatu masjid, maka jamaahnya akan semakin sedikit pula. Berdasarkan pengalaman penulis, bahkan ada juga teman, kerabat, dan keluarga penulis yg tidak mau sholat di masjid-masjid tertentu lantaran sholat tarawihnya lama dan banyak juga diantara lainnya sengaja mencari serta memilih milih masjid yang sholat tarawihnya paling cepat usai.

Kebenaran Hadits Nabi Muhammad SAW:

Rasulullah SAW pernah bersabda, yang pertama diangkat Allah dari umatku itu adalah khusyu, sehingga engkau tidak akan melihat seorangpun yang khusyu”. Khusyu secara mudah bisa diartikan sebagai hadirnya hati secara total dalam mengingat Allah ketika sholat tanpa memikirkan hal-hal lain diluar sholat. Jadi, perkataan Rasul itu mengindikasikan bahwa khusyu dalam sholat lama kelamaan akan semakin sulit ditemui dalam setiap sholat umatnya dan lama kelamaan khusyu tinggal menjadi mitos yang tak pernah terwujud di suatu masa nanti.

Lalu apa kaitannya fenomena menggelitik diatas tadi dengan khusyu dalam sholat? Ya tentu ada hubungannya. Semakin cepat gerakan dan bacaan sebuah sholat, maka itu menjadi tanda bahwa sholatnya tidak khusyu. Semakin lama gerakan dan bacaan sebuah sholat, maka itu menjadi tanda bahwa semakin khusyu pula sholatnya. Meski begitu, tidak bisa juga serta merta kita pukul rata bahwa semua orang yang sholatnya lama pasti khusyu. Sholat yang gerakan dan bacaanya dilakukan secara perlahan belum tentu juga khusyu. Lalu, sholat yang dilakukan secara perlahan saja belum tentu mencapai derajat khusyu, apalagi yang sholatnya cepat dan tergesa gesa?

Bacaan Sholat Menjadi Formalitas:

“Ahh gak papa sholat nya cepat, yang penting kan membaca doanya lengkap, udah sah itu pasti”. Apakah kata-kata ini yang barusan muncul di benak anda? Tak mengapa, mari kita membaca lebih lanjut.

“Mengapa setiap ada lomba mengaji tartil dan tilawah Quran pasti bacaanya dibaca secara perlahan dan berbeda dengan bacaan kita saat mengaji sendiri di rumah?”Itu karena mereka khawatir jika dibaca secara cepat maka tajwid dan makhraj hurufnya menjadi berantakan alias salah. Semakin perlahan suatu doa/bacaan dibaca, maka peluang untuk “sempurna” nya semakin besar. Sedangkan semakin cepat suatu doa/bacaan dibaca, maka peluang untuk “berantakan” nya semakin besar pula. Tahukah anda bahwa perbedaan huruf di bahasa arab sangat tipis sehingga bila salah sedikit membacanya akan merubah total artinya? Ya begitulah bahasa arab.

Dengan sholat yang ngebut dan tergesa gesa, sudah pasti bacaanya akan menjadi cepat pula, dan jika bacaannya sudah dibaca cepat, maka kekacauan bacaan sudah menanti kita. Mari mulai sekarang kita perlambat sedikit bacaan dalam sholat kita dan jangan tergesa-gesa agar bacaanya benar dan artinya sesuai seperti yang seharusnya. Bacaan sholat jangan hanya sebagai formalitas saja, tapi harus dimaknai sebagai inti dari sholat yang harus dilakukan secara sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun