Mohon tunggu...
Muhammad Luthfi Azmi
Muhammad Luthfi Azmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

5 Tips Jika Merasa Bosan dalam Rutinitas

16 September 2024   22:16 Diperbarui: 16 September 2024   22:53 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
unsplash.com/Ricardo Chiarini

Sebagian besar dari kita mungkin sering merasa bosan di lingkungan sekolah, kuliah, ataupun pekerjaan. Apalagi kalau sedang banyak masalah dan belum ketemu solusinya, jadi merasa orang yang paling menderita. Berpikir untuk berhenti, santai-santai menikmati hidup, tapi teringat masih punya tanggung jawab untuk diri sendiri dan juga keluarga. Kalau merasa dalam kondisi begitu, mungkin kita bisa ambil pelajaran dari buku Viktor Frankl berjudul Man's Search for Meaning. Dalam buku ini dijelaskan ternyata dalam kondisi menderita, kita masih bisa tenang dan tetap menjalani hidup dengan makna. 

Viktor Frankl merupakan seorang psikiater yang pernah berada di dalam tahanan kamp konsentrasi di Auschwitz pada tahun 1942 sampai 1945. Selama masa operasi kamp konsentrasi, Nazi melakukan berbagai kegiatan yang kejam dan sangat tidak manusiawi. Frankl dan para tahanan lainnya sering mengalami pemukulan dan kekerasan fisik, menderita kelaparan yang parah dengan makanan yang sangat minim dan tidak bergizi, memperoleh penghinaan dan perlakuan kasar, serta mereka hidup dalam kondisi yang sangat kotor dan sempit. Dalam kondisi tersebut dia masih berpegang teguh dengan keyakinan dan harapan sampai akhirnya bisa bertahan dan keluar dari tahanan tersebut. Berikut ini ada beberapa kutipan dari buku tersebut dan bagaimana kita bisa tetap bertahan di tengah kebosanan dan penderitaan.

1. Memperkuat Keyakinan dan Harapan

unsplash.com/Marc Oliver Jodoin
unsplash.com/Marc Oliver Jodoin
"Manusia bisa melestarikan sisa-sisa kebebasan spiritual, kebebasan berpikir mereka meskipun mereka berada dalam kondisi mental dan fisik yang sangat tertekan."

Yakin dengan kekuatan hebat dari Maha Kuasa mampu memberikan kita harapan. Harapan itu adalah nyala api kecil yang terus berkobar, memberikan kita kekuatan untuk bertahan dan melangkah maju. Dalam setiap hembusan napas, dalam setiap detak jantung, kita merasakan kehadirat-Nya. 

"Apapun bisa dirampas dari manusia, kecuali satu: kebebasan terakhir seorang manusia - kebebasan untuk menentukan sikap dalam setiap keadaan, kebebasan untuk memilih jalannya sendiri."

Penerimaan terhadap kondisi sekarang adalah perisai yang melindungi kita dari badai emosi yang bisa merajalela. Dengan menerima kenyataan yang ada, kita tidak membiarkan diri kita terombang-ambing oleh gelombang perasaan. Sebaliknya, kita menemukan ketenangan dalam kebebasan untuk memilih sikap kita, menemukan makna dalam setiap momen, dan berjalan di jalan yang kita tentukan sendiri.

"Jika hidup benar-benar memiliki makna, maka harus ada makna di dalam penderitaan. Karena penderitaan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, meskipun penderitaan itu merupakan nasib dan dalam bentuk kematian. Tanpa penderitaan dan kematian, hidup manusia tidak sempurna."

"Kita perlu menghadapi seluruh penderitaan kita dan berusaha meminimalkan perasaan lemah dan takut. Tetapi kita juga tidak perlu malu untuk menangis, karena air mata merupakan saksi dari keberanian manusia yang paling besar, yakni keberanian untuk menderita."

Kita sering mendengar larangan untuk bersedih, padahal itu penting. Kesedihan adalah bagian dari spektrum emosi manusia yang membantu kita memproses kehilangan, memahami penderitaan, dan akhirnya menemukan makna di balik setiap pengalaman. Dengan menerima kesedihan, kita memberi ruang bagi diri kita untuk sembuh dan tumbuh, serta menemukan kekuatan. 

"Manusia mampu mengubah dunia ke arah yang lebih baik jika dimungkinkan dan untuk mengubah dirinya ke arah yang lebih baik jika dibutuhkan."

Dengan kesedihan kita mampu mengambil hikmah dan memperbaiki cara hidup yang sebelumnya keliru. Kesedihan mengajarkan kita untuk lebih peka terhadap diri sendiri dan orang lain, memperdalam empati, dan memperkuat tekad untuk menjadi lebih baik. Melalui refleksi dan introspeksi, kita dapat menemukan makna di balik setiap air mata dan setiap luka. 

2. Menghargai Keindahan Sekitar

unsplash.com/Ricardo Chiarini
unsplash.com/Ricardo Chiarini
"Manusia memang makhluk yang terbatas dan kebebasannya juga terbatas. Kebebasan manusia tidak terbebas dari kondisi. Namun, manusia bebas untuk menyikapi berbagai kondisi." 

Meskipun lingkungan sekitar tidak menarik, ada saja hal yang jika diperhatikan ternyata mengandung pembelajaran. Inilah tantangan kita untuk memperhatikan sekeliling kita dan mampu mensyukurinya. Dengan membuka mata dan hati kita, kita dapat menemukan keindahan dan makna dalam hal-hal yang tampaknya biasa. 

"Dunia ternyata bisa menjadi sangat indah." 

Keindahan itu ada di sekitar kita, menunggu untuk ditemukan dan dihargai. Dengan demikian, kita tidak hanya bertahan, namun juga menjadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk belajar dan menikmati suasananya. 

3. Mencari Hiburan dan Humor

unsplash.com/Metheus Ferrero
unsplash.com/Metheus Ferrero

"Humor merupakan senjata jiwa yang lain dalam upaya seseorang untuk bertahan hidup." 

Bercanda dan menemukan hal-hal yang unik dapat mengurangi tekanan batin. Dengan tertawa, kita merayakan kekuatan jiwa manusia untuk menemukan cahaya bahkan dalam kegelapan. Dunia menjadi lebih ringan dan lebih indah ketika kita bisa melihatnya dengan senyuman dan tawa. 

4. Mengingat Orang yang Dicintai

unsplash.com/Ryan Franco
unsplash.com/Ryan Franco

"Manusia diselamatkan oleh cinta dan di dalam cinta." 

Hal yang kita cintai terkadang menjadi alasan kuat mengapa kita masih bertahan hidup. Ketika kita mencintai dan dicintai, kita merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri, memberikan kita alasan untuk terus berjuang dan menemukan kebahagiaan dalam setiap kesempatan. 

5. Mengeksplor Makna Hidup

unsplash.com/Aziz Acharki
unsplash.com/Aziz Acharki

"Yang penting bukan makna hidup secara umum, melainkan makna spesifik dari hidup seseorang pada saat tertentu." 

Tiap kegiatan memiliki maknanya tersendiri. Karena banyaknya kegiatan yang kita lakukan, maka banyak pulalah waktu yang kita butuhkan untuk mencari makna-makna tersebut. 

"Perhatian utama manusia bukan untuk mencari kesenangan atau menghindari kesedihan, tetapi menemukan makna dalam hidupnya." 

Dan makna yang terpenting adalah rasa tanggung jawab, memunculkan kesadaran diri untuk tetap bertahan dalam sisa waktu yang diberikan. Dalam setiap langkah yang kita ambil, rasa tanggung jawab ini menjadi kompas yang menuntun kita, memberikan arah dan tujuan. Makna hidup terletak dalam tindakan kita sehari-hari, dalam komitmen kita untuk menjalani hidup dengan penuh integritas dan keberanian, serta dalam upaya kita untuk memberikan yang terbaik dari diri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun