Proyek Kepemimpinan II ini merupakan salah satu mata kuliah wajib pada Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG), Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat menjadi salah satu bentuk tagihan pada mata kuliah ini. mahasiswa Prodi PPG FKIP UAD bidang Bimbingan Konseling,Erwida Maharani Putri, Muzdalifah Amini, Luthfia Zahidah Kurniawati, M. Arif Hakim, Maria Gloria Tri Indriyani Slamet dan Reza Merdhikawati melaksanakan program pelatihan di Padukuhan Dawung, Bokoharjo, Sleman yang dikhususkan pada POSBINDU remaja. Kegiatan dengan bentuk proyek berbasis Pelatihan dengan topik budaya Unggah-Ungguh.Â
Budaya tersebut merupakan salah satu ciri khas etika manusia jawa. Etika jawa selama ini terkenal dengan sopan santun atau andhap asor, dimana seseorang dapat menempatkan diri ketika berkomunikasi dengan orang lain baik yang lebih tua ataupun yang lebih muda, dengan yang berpangkat lebih tinggi hingga berpangkat lebih rendah. Berdasarkan fenomena yang nampak saat ini, budaya jawa khususnya unggah-ungguh dinilai mulai luntur. Karenanya, pelatihan diadakan dengan tujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kemampuan remaja sebagai penerus budaya unggah-ungguh.
Adapun sasaran kegiatan tersebut adalah remaja yang tergabung dalam pos pembinaan terpadu (POSBINDU) Padukuhan Dawung. POSBINDU remaja menjadi sasaran kegiatan karena pada organisasi tersebut memiliki beberapa ranah yang menjadi fokus pembinaan diantaranya kesehatan, sosial, ekonomi, dan moral. Budaya unggah-ungguh dirasa sesuai dengan ranah moral pada organisasi tersebut, sehingga kegiatan pelatihan ini diharapkan selaras dengan tujuan organisasi.
Pelatihan dilaksanakan pada hari Jumat, 19 Mei 2023 bersamaan dengan berlangsungnya pertemuan rutin POSBINDU remaja padukuhan Dawung. Kegiatan tersebut dilakukan di rumah bapak kepala Padukuhan Dawung dengan total peserta 20 orang. Setiap peserta kegiatan diberikan instrumen pretest untuk mengukur kemampuan awal peserta dalam hal unggah-ungguh.
Pelaksanaan pelatihan dilakukan bersama dengan 20 peserta dan dihadiri oleh Bapak Aris Gunadi selaku dukuh Padukuhan Dawung. Pelaksanaannya dilakukan selama 2 jam dengan berbagai teknik seperti penyampaian materi dengan power point mengenai aspek bahasa dan perilaku pada budaya unggah-ungguh, kuis kahoot mengenai penggunaan bahasa jawa yang benar sesuai dengan jenis (bahasa jawa krama, ngoko dan lugu), hingga game kartu situasi tentang sikap dan perilaku dalam menghadapi situasi. Peserta pelatihan dapat secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Pengukuran keberhasilan pelatihan dilakukan dengan membandingkan hasil pretest yang dibagikan sebelum kegiatan dengan hasil posttest yang dilakukan 2 minggu setelah pelaksanaan kegiatan pelatihan budaya unggah-ungguh dengan menggunakan google formulir. Instrumen pretest dan posttest berisikan pernyataan yang berkaitan dengan aspek-aspek dalam budaya unggah-ungguh.Â
Hasil menunjukkan bahwasanya pada pretest ditemukan kemampuan peserta pelatihan dalam menerapkan budaya unggah-ungguh dengan rata-rata sebesar 29,65 yang berada pada tingkat cukup rendah, sedangkan hasil posttest menunjukkan hasil cukup tinggi dengan nilai rata-rata 32,65. Kedua hasil tersebut menunjukkan terdapat perubahan kearah yang lebih baik dalam hal implementasi budaya unggah-ungguh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H