Desa Karangjong merupakan desa yang terletak di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Desa tersebut diresmikan sebagai desa wisata dengan produk unggulan buah durian pada tahun 2022 oleh Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Blora. Akan tetapi, terbatasnya waktu pemanenan menyebabkan wisatawan hanya berkunjung ketika musim durian terutama pada bulan Desember sampai Januari. Keterbatasan tersebut menjadi dasar ide mahasiswa KKN-T IPB dalam menciptakan sebuah produk inovasi durian beserta limbah organiknya sebagai langkah alternatif memanfaatkan keterbatasan sumber daya sekaligus menambah nilai jual produk. Program ini diberi nama "Durian Plus" yang terdiri dari dua rangkaian kegiatan yaitu praktik pengemasan produk buah durian beku (frozen durian) menggunakan vacuum sealer dan praktik pengolahan kulit serta biji durian menjadi produk tepung serba guna. Kedua kegiatan tersebut berhasil dilaksanakan di Balai Desa Karangjong dengan jumlah peserta sebanyak enam puluh orang yang merupakan anggota dari kelompok PKK Desa Karangjong.Â
Kegiatan pertama dari Program Durian Plus yang diselenggarakan pada hari Kamis (13/07) berfokus pada teknik pengemasan durian dan frozen durian. Kegiatan tersebut terdiri dari penyampaian materi dan praktik pengemasan. Teknik pengemasan yang digunakan pada buah durian adalah teknik vakum. Teknik vakum merupakan teknik yang dilakukan dengan cara mengeluarkan udara dari dalam kemasan sehingga produk yang dikemas menjadi lebih tahan lama dan segar karena proses oksidasi pada durian dapat dicegah. Tujuan dari teknik tersebut adalah memperpanjang umur simpan dari buah durian sehingga dapat dinikmati kapan pun tanpa tergantung oleh musim. Teknik vakum juga dapat mencegah pertumbuhan mikroba pada buah durian yang tergolong produk pangan mudah rusak (perishable food). Teknik pengemasan tersebut didukung dengan penyimpanan produk yang dilakukan pada suhu rendah (-18oC) atau frozen food sehingga suhunya dapat dikontrol. Adanya praktik pengemasan dan pengenalan frozen durian kepada masyarakat diharapkan dapat menambah nilai jual produk dan memperluas pemasaran.Â
Sementara itu, kegiatan kedua dari Program Durian Plus berupa pembuatan tepung dari limbah organik durian yang diselenggarakan pada hari Senin (17/07). Limbah organik yang diolah menjadi produk tepung serba guna adalah biji dan kulit durian bagian dalam. Kedua bagian tersebut dapat memberikan manfaat bagi kesehatan manusia. Biji durian bermanfaat sebagai sumber energi bagi tubuh, memiliki kandungan serat yang tinggi, kandungan prebiotik yang bermanfaat untuk kesehatan pencernaan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serta mencegah penyakit tidak menular seperti jantung koroner, kanker, hipertensi, dan lain-lain. Sementara itu, kulit durian memiliki manfaat seperti mengandung serat tinggi, antikolesterol, antioksidan tinggi, dan dapat menurunkan kadar gula di dalam darah.Â
Prosedur pembuatan tepung pada biji dan kulit durian memiliki sedikit perbedaan yang terletak pada proses pembersihan dan perendaman. Pembuatan dimulai dengan memisahkan dan membersihkan limbah organik durian dengan menggunakan air bersih. Setelah dilakukan proses pembersihan, kulit durian direndam selama tiga puluh menit di dalam air hangat yang telah diberi garam sebanyak tiga sendok makan, sedangkan biji durian harus direbus dengan air mendidih selama tiga puluh menit. Biji durian yang telah direbus harus dibersihkan dari kulit arinya dan diiris tipis. Setelah dilakukan proses pembersihan, limbah organik durian direndam di dalam air yang telah diberi natrium metabisulfit sebanyak seperempat sendok teh selama satu jam untuk menjaga kualitas warna pada produk akhir. Limbah organik yang telah direndam dengan natrium metabisulfit dapat dikeringkan di bawah sinar matahari selama tiga sampai empat hari. Produk yang telah kering dapat dihaluskan menggunakan blender, kemudian diayak agar ukurannya seragam dan disimpan dalam kemasan tertutup. Hadirnya produk tepung ini diharapkan dapat menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa sehingga menambah sumber pendapatan mereka.Â
Program Durian Plus ini dinilai berhasil menarik antusias peserta yang didukung dengan penyampaian kesan pesan pada sesi akhir kegiatan. Ketua kelompok PKK (Ibu Sundargin) menyatakan "Program yang dibawakan oleh mahasiswa KKN ini sangat bermanfaat bagi kami. Semoga praktik yang sudah diberikan tadi dapat langsung diterapkan masyarakat ketika masa panen durian tiba". Terlaksananya program ini diharapkan dapat meningkatkan popularitas Desa Karangjong sebagai desa wisata sehingga berdampak positif bagi pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H