Mohon tunggu...
Luthfia Nurhadi
Luthfia Nurhadi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Impian besar membutuhkan langkah kecil yang gigih

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Transformasi, Tantangan, dan Harapan Pembaharuan Islam di Turki

30 Desember 2024   11:32 Diperbarui: 30 Desember 2024   11:30 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Turki adalah salah satu negara yang memiliki sejarah panjang dalam peradaban Islam, berperan penting sebagai pusat kekhalifahan Utsmaniyah selama lebih dari enam abad. Namun, perjalanan sejarah Turki dalam konteks pembaharuan Islam memberikan pelajaran penting tentang bagaimana agama dan modernitas dapat berinteraksi dalam konteks politik, sosial, dan budaya. Artikel ini akan membahas pembaharuan Islam di Turki, mulai dari masa kekhalifahan hingga era modern, serta implikasinya bagi dunia Islam secara lebih luas.

Kekhalifahan Utsmaniyah (Ottoman Empire) adalah salah satu kekhalifahan terbesar dalam sejarah Islam. Di bawah kepemimpinan para sultan yang visioner, seperti Suleiman the Magnificent, kekhalifahan ini tidak hanya menjadi pusat kekuasaan politik tetapi juga pusat intelektual, budaya, dan keagamaan. Utsmaniyah dikenal dengan penerapan hukum Islam (syariah) yang beriringan dengan sistem administrasi yang canggih.

Mulai abad ke-17, Utsmaniyah menghadapi tantangan internal dan eksternal, termasuk korupsi, stagnasi ekonomi, serta tekanan dari kekuatan Eropa yang semakin maju. Hal ini mendorong munculnya kebutuhan akan pembaharuan, baik dalam sistem pemerintahan maupun pemikiran Islam.

Tanzimat (1839-1876) adalah periode reformasi besar-besaran di Kekhalifahan Utsmaniyah. Pada masa ini, berbagai kebijakan diterapkan untuk memodernisasi negara, termasuk di bidang hukum, pendidikan, dan administrasi. Meski reformasi Tanzimat lebih fokus pada modernisasi sistem pemerintahan, dampaknya juga dirasakan dalam ranah agama.

Beberapa ulama dan intelektual mulai menafsirkan ulang ajaran Islam untuk menjawab tantangan zaman, seperti Namik Kemal dan Ziya Gkalp. Mereka berusaha menunjukkan bahwa Islam tidak bertentangan dengan modernitas dan dapat menjadi pendorong kemajuan.

Ketika Mustafa Kemal Atatrk mendirikan Republik Turki pada tahun 1923, ia membawa visi sekularisme yang radikal. Kekhalifahan dihapuskan pada tahun 1924, dan berbagai kebijakan diterapkan untuk memisahkan agama dari kehidupan publik. Madrasah tradisional ditutup, azan diubah ke dalam bahasa Turki, dan busana keagamaan dilarang di ruang publik.

Reformasi ini menciptakan gelombang pro dan kontra. Di satu sisi, sekularisme dianggap sebagai langkah penting untuk membawa Turki ke era modern. Namun, di sisi lain, banyak yang merasa bahwa kebijakan tersebut mengalienasi masyarakat dari warisan Islam mereka. Dalam konteks ini, gerakan pembaharuan Islam muncul sebagai respons terhadap sekularisasi yang dianggap terlalu ekstrem.

Pada akhir abad ke-20, gerakan Islam mulai bangkit kembali di Turki. Partai Kesejahteraan (Refah Partisi), yang dipimpin oleh Necmettin Erbakan, menjadi simbol kebangkitan politik Islam di Turki. Meski partai ini dibubarkan pada tahun 1998, ide-idenya melahirkan generasi baru politisi, termasuk Recep Tayyip Erdoan, yang kini menjadi tokoh penting di panggung politik Turki.

Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin oleh Erdoan berhasil memenangkan hati masyarakat dengan menggabungkan nilai-nilai Islam dengan agenda modernisasi. Di bawah kepemimpinannya, Turki mengalami kemajuan ekonomi yang signifikan, serta kebangkitan simbol-simbol Islam, seperti pembangunan masjid-masjid besar dan pemulihan peran agama dalam kehidupan publik.

Namun, kebangkitan Islam di Turki juga menghadapi kritik. Beberapa pihak menuduh pemerintah terlalu mengakomodasi agenda Islam sehingga mengancam prinsip-prinsip sekularisme yang menjadi fondasi republik. Tantangan ini menciptakan dinamika yang kompleks antara kelompok sekuler dan religius di Turki.

Pembaharuan Islam di Turki memiliki dampak besar bagi dunia Islam. Turki telah menjadi contoh bagaimana Islam dan modernitas dapat hidup berdampingan, meskipun tidak tanpa konflik. Perdebatan antara sekularisme dan Islamisme di Turki mencerminkan tantangan yang dihadapi banyak negara mayoritas Muslim lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun