Arah pendidikan Ulul Al-bab dirumuskan  dalam bentuk perintah sebagai berikut: kunu uli al-ilmi, kunu uli an-nuha, kunu uli al-abshar, kunu ulu al-albab, wa jahidu fi Allah haqqa jihadih. Identitas Ulul Al-bab ini diyakini dapat dibentuk lewat proses pendidikan yang dipola sedemikian rupa. Pola pendidikan yang dimaksudkan itu ialah pendidikan yang mampu membangun membangun iklim yang dimungkinkan tumbuh dan berkembangnya dzikr, fikr dan amal shaleh. Menyesuaikan dengan konteks Ke-Indonesiaan, bentuk riil pendidikan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang difromat sebagai penggabungan antara tradisi pesantren (ma’had) dan tradisi perguruan tinggi. Pesantren telah lama dikenal sebagai wahana yang berhasil melahirkan manusia-manusia yang mengedepankan dzikr, sedangkan perguruan tinggi dikenal mampu melahirkan manusia fikr dan selanjutnya atas dasar kedua kekuatan itu melhahirkan manusia yang berakhlak mulia dengan selalu berkeinginan untuk beramal shaleh.
Tiga elemen ulul albabyaknidzikr, fikr, dan amal shaleh bukanlah kualitas yang satu sama lain saling berdiri sendiri. Disini terdapat dialektika yang menyatakan bahwa aspek dzikir juga mencakup fikir. Artinya bahwa kegiatan berdzikir juga melibatkan fikir, namun memiliki tingkatan lebih tinggi, karena pemikiran tersebut mengarah kepada upaya maksimal mencapai kebenaran hakiki yang bersifat transcendental. Dengan kata lain, dzikir sesungguhnya juga aktivitas berfikir namun disertai dengap upaya sungguh-sungguh untuk mencapai hakikat sesuatu, yang mengarah kepada pengakuan atas keagungan Maha Karya Tuhan sebagaimana disebutkan dalam QS. Ali-Imron;190. Realitas empiris yang harus diamati dan dipelajari, yakni pergantian siang dan malam dalam ayat tersebut, merupakan salah satu piranti kuat bagi seseorang yang memperhatikan kekuasaan Tuhan, untuk mencapai kesimpulan bahwa semua itu terjadi atas kemahakuasaan Tuhan. Dengan demikian, aktivitas dzikir mengikutkan fikir merupakan kekuatan yang mengantarkan seseorang memperoleh derajat ulul albab.
Komunitas UIN Maulana Malik Ibrahim Malang khususnya yang tinggal didalam ruang lingkup Ma’had Sunan Ampel Al-Aly, berjiwa dan berwatak Ulu Al-albab merupakan sebuah orientasi hidup yang hanya berdasarkan kepada Allah dan hanya mengharap ridho-Nya. Kegiatan tarbiyah atau pengajaran yang dilakukan oleh para ustadz-ustadzah maupun mahasantrinya semata-mata hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Mencari ilmu bukan sebatas untuk memperoleh ijazah dan kemudahan dalam mencari pekerjaan dan rizki. Ulu al-albab selalu yakin pada janji Allah bahwa rizqi seseorang selalu berada di bawah keputusan Allah.  Kebahagiaan yang diukur bukan semata-mata terletak pada keberhasilan mengumpulka rizki, tetapi pada kedekatan dengan Yang Maha Kuasa, Allah swt. Identitas Ulu al-albab diyakini dapat dibentuk melalui proses pendidikan yang dipola sedemikian rupa. Pola pendidikan yang dimaksudkan itu ialah pendidikan yang mampu membangun iklim yang dimungkinkan tumbuh dan berkembangnya dzikr, fikr dan amal sholeh. Arah pendidikan Ulul Al-bab dirumuskan  dalam bentuk perintah sebagai berikut: kunu uli al-ilmi, kunu uli an-nuha, kunu uli al-abshar, kunu ulu al-albab, wa jahidu fi Allah haqqa jihadih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H