Mohon tunggu...
luthfi adam
luthfi adam Mohon Tunggu... -

why so serious?

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dari Catatan Tanpa Alas*

9 November 2010   11:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:44 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rindu

Susah payah sinar matahari menyelusup awan kelabu

Mungkin ia juga rindu kepadaku

Lolos.

Namun, sinarnya yang menerpa wajahku membakar!

Seperti rindu yang lama terpenjara dalam jiwa.

Lihat Cakrawala!

Senja di sini muram

Juga dinding rumah yang berhimpitan

Saling berbisik:

Mudah-mudahan di sana langit menjingga,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun