Mohon tunggu...
Abdillah Luthfi
Abdillah Luthfi Mohon Tunggu... -

Makin Misterius, Makin Menarik...!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebohongan Isro' Mi'roj? Kritik Atas Kritik...

28 Juni 2011   13:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:06 1626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Peristiwa yang sering menjadi kontroversi. Dalam Islam, peristiwa ini merupakan sesuatu yang luar biasa, menandai awal turunnya perintah sholat. Tapi benarkah kejadian Isro' Mi'roj ini nyata??? Bagaimana seorang manusia dalam waktu semalam melakukan perjalanan singkat dari Mekkah ke Palestina? Apakah benar-benar nyata, perjalanan dari Bumi menembus luasnya angkasa kemudian sampai pada Langit tingkat tujuh?

Merunut apa yang ada dalam logika positivis, sejarah terjadinya Isro' Mi'roj kisaran tahun 620-621 M. Pada zaman tersebut, tidak ada kendaraan super canggih yang bisa bergerak dengan sangat cepat hanya dalam hitungan detik. Kendaraan tercepat di zaman itu hanya kuda. Dan jika perjalanan dari Mekkah ke Palestina dengan menggunakan kuda tercepat, itupun hanya bisa ditempuh dalam 3 bulan perjalanan tanpa istirahat. Apalagi sampai menembus jutaan galaksi?

Terjadi perdebatan di kalangan cendekia Muslim, apakah perjalanan tersebut melibatkan ruh dan jasad, atau hanya ruh? Beberapa cendekia kemudian meyakini bahwa perjalanan Tokoh Nomer 1 dunia  menurut Michael H. Hart tersebut adalah dengan ruh dan jasadnya. Beberapa orientalis mengatakan bahwa perjalanan Isro' Mi'roj hanyalah sebuah "imajinasi" yang tidak bisa dibuktikan dengan logika ilmiah. Atau bisa jadi, itu merupakan halusinasi saja!. Dalam pengertian lain, Isro' Mi'roj adalah suatu kebohongan besar!!? Perdebatan tersebut semakin menarik karena tidak ada bukti otentik yang bisa menjelaskan peristiwa tersebut dengan logis-ilmiah. Namun, ummat Muslim meyakini bahwa peristiwa itu merupakan benar adanya. Ketika ditilik dari beberapa sumber sejarah, memang membuktikan bahwa peristiwa Isro' Mi'roj tidak bisa dinalar dengan logika, ini harus diyakini. Hal ini terbukti dengan penganugerahan gelar Ash-Shiddiq kepada Abu Bakar, sahabat terdekat Nabi Muhammad, yang langsung percaya begitu saja ditengah keraguan dan kegamangan nalar orang Quraisy. Lalu, bagaimana menjelaskan peristiwa Isro' Mi'roj sekiranya bisa ilmiah? Sebelum membahas peristiwa tersebut dalam kaca mata ilmiah, perlu disepakati dahulu bahwa yang kita sebut dengan  "Tuhan" merupakan pemilik kekuatan tak terbatas, pencipta ruang dan waktu, pemilik segala semesta. Jika konsep ini disepakati, maka bisa dilanjutkan pada pertanyaan: benarkah peristiwa isro' Mi'roj terjadi dalam satu malam? Jawabannya, benar!. Kita bisa ambil analogi; ada  ayam jalan-jalan dari Surabaya ke Semarang dan kembali lagi ke Surabaya hanya ditempuh selama kurang lebih delapan jam dengan naik bus. Apakah itu logis? Jika ayam tersebut jalan-jalan dengan menempuh delapan jam perjalanan dari Surabaya ke Semarang, dengan alamiahnya sebagai ayam, itu merupakan sesuatu yang mustahil. Tapi akal bisa menerima kejadian tersebut, jika ternyata si ayam jalan-jalan tidak dengan alamiahnya sebagai ayam, melainkan mengikuti alamiahnya manusia yang membawanya dengan naik bus. Begitu juga perjalanan Nabi Muhammad dari Mekkah ke Paletina, kemudian dilanjutkan ke Langit tingkat tujuh hanya dalam satu malam, merupakan kejadian yang mustahil jika menggunakan alamiahnya Nabi Muhammad sebagai manusia. Namun, ternyata peristiwa tersebut melibatkan kekuasaan "Tuhan" yang menciptakan ruang dan waktu, maka menjadi wajar hal itu terjadi. Karena sebagaimana tertuang dalam Al-Qur'an suroh Al-Isro' ayat 1 bahwa Nabi Muhammad tidaklah berangkat dengan mengikuti alamiahnya sebagai manusia, melainkan diberangkatkan oleh Penciptanya. Lebih lengkap, ayat tersebut tertulis:

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

"Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya, agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui"

Kata "memperjalankan" berarti Nabi Muhammad tidak berangkat sendiri, melainkan diberangkatkan. Dari akar kata ini, jika kita menyepakati konsep pertama bahwa Tuhan adalah pencipta ruang dan waktu, maka tidaklah mustahil Nabi Muhammad diberangkatkan oleh Tuhannya menembus batas ruang dan waktu, karena yang memberangkatkan itu adalah pencipta ruang dan waktu. Pencipta, mempunyai kekuatan yang bisa dan harus melampaui ciptaannya.

Maka, adakah kebohongan dari peristiwa luar biasa ini?

Genggong, 27 Rojab 1432 Hijriyah / 28 Juni 2011 Masehi

Dipersembahkan untuk memperingati Peristiwa Isro' Mi'roj Nabi Muhammad SAW...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun