Mohon tunggu...
Luthfia Azzahra
Luthfia Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

here to express, not to impress

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bantuan Militer Amerika Serikat untuk Kolombia

27 Oktober 2021   16:43 Diperbarui: 27 Oktober 2021   16:46 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ABSTRAK

Artikel ini akan meneliti tentang kepentingan nasional Amerika Serikat terhadap kelompok FARC dan pemerintah Kolombia. Karena eksintensi kelompok FARC yang represif terhadap pemerintah dan juga turut menjalankan transaksi narkotika illegal secara besar -- besaran menjadi masalah yang harus dihadapi. Keadaan tersebut menjadikan Kolombia berada dalam masa krisis, baik secara politik maupun keamanan. Dengan alasan itu, Amerika Serikat menaruh perhatian khusus bagi Kolombia setelah pemerintah Kolombia secara resmi menyatakan membuka pintu bantuan luar negri yang dikenal dengan Plan Kolombia. Melalui kerjasama tersebut, pemerintah Kolombia berhak mendapatkan bantuan baik secara finansial maupun militer dari pemerintah Amerika Serikat. Pemerintah Kolombia pun membuka akses bagi militer Amerika Serikat untuk menggunakan tujuh akses pangkalan militer dan dua pangkalan militer dan dua pangkalan udara untuk dijadikan pusat operasi yang masing -- masing pangkalan mampu menampung sekitar 1.000 tentara.

Kata Kunci: U.S., Colombia, Security, FARC.

ABSTRACT

This article will examine the United States national interest in the FARC group and the Colombian government.  Because the existence of the repressive FARC group against the government and also participating in carrying out illegal narcotics transactions on a large scale is a problem that must be faced.  This situation puts Colombia in a period of crisis, both politically and security.  For that reason, the United States paid special attention to Colombia after the Colombian government officially declared opening the door for foreign aid known as Plan Colombia.  Through this cooperation, the Colombian government is entitled to financial and military assistance from the United States government.  The Colombian government also opened access for the United States military to use access to seven military bases and two military bases and two air bases to serve as operations centers, each base capable of accommodating about 1,000 troops.

Keywords: U.S., Colombia, Security, FARC.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merujuk pada bantuan Amerika Serikat pada Kolombia. Jadi subjek dari penelitian ini adalah Kolombia, dan Amerika Serikat. Berdasarkan pendahuluan, permasalahan, dan tujuan artikel penelitian ini dibuat, penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah  studi kasus, yaitu metode di mana segala aspek harus diamati dengan sepenuhnya dan dengan seksama.

PENDAHULUAN

Sekitar 60 tahun negara kolombia mengalami konflik internal di negara mereka yaitu dengan kelompok teroris yang biasa dikenal dengan Fuerzas Armadas Revo lucinarias De Colombia (FARC). Konflik tersebut adalah konflik sipil yang terjadi antara kelompok FARC dengan Kolombia, yang menyebabkan pemerintah Kolombia menjadi kehilangan beberapa fungsinya sebagai pemerintah di negara Kolombia itu sendiri, seperti tidak efektifnya pemerintahan kolombia dalam menjalankan kendali atas negaranya sendiri, dan juga penegak hukum negara kolombia tidak berjalan stabil, ditambah juga dengan situasi konflik yang berkepanjangan di negara Kolombia yang menimbulkan terjadinya kekerasan sistematis yang terjadi dengan motif politik yaitu seperti, perdagangan narkoba ilegal, pembunuhan, penculikan, dan lain-lain yang mengakibatkan Kolombia menjadi salah satu negara dengan tingkat pelanggaran Hak Asasi Manusia terburuk pada saat itu (Diniarti, 2019).

Ada sekitar 220.000 total semua korbannya dan juga sekitar 7,65 juta yang menjadi korban kekerasan karena terjadinya konflik ini, (Strasser & Bouvier, 2016). Dilansir dari laporan PBB mulai dari tahun 2012, FARC telah menguasai sekitar 2/3 jumlah dari total produksi narkotika jenis kokain di wilayah negara Kolombia dan hampir 60 persen total perdagangannya di negara-negara bagian Amerika Latin, (Helen Murphy, 2013).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun