Sudah 1 tahun lebih lamanya sejak pandemi Covid-19 melanda masyarakat Indonesia maupun dunia. Dan selama itu pula pencegahan, penanganan dan upaya-upaya lainnya telah kita lakukan untuk menghadapi pandemi, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun pendidikan. Segala upaya dilakukan dalam beradaptasi pada masa pandemi, mulai dari menerapkan protokol kesehatan, WFH (work from home), menghindari kerumunan, dan lain-lain.
Namun permasalahan yang dihadapi tidak hanya sebatas itu. Disamping harus menghadapi pandemi Covid-19 dari sisi kesehatan, perubahan keadaan maupun aktifitas mempengaruhi sikap dan psikologi seseorang. Tingginya tingkat stress seseorang hingga perubahan mood atau emosi yang tidak menentu harus ditangani dengan tepat untuk menghindari masalah yang terjadi.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut adalah:
1. Menyibukkan Diri
Menyibukkan diri dapat membuat seseorang melupakan masalah yang dihadapinya, menyibukkan diri pula dapat membuat seseorang berfikir dengan jernih dan tidak terpengaruh oleh keadaan emosi, yang dikarenakan telah banyak hal yang harus dikerjakan.
2. Menggali Hobi
Hobi adalah sesuatu yang digemari seseorang. Dengan menyalurkan hobi, seseorang akan tetap berada dalam mood yang baik. Dengan situasi pandemi yang mengharuskan kita untuk sebisa mungkin melakukan kegiatan di dalam rumah, membuat kita memiliki cukup banyak waktu untuk melakukan hobi kita yang mungkin tidak dapat kita lakukan sebelumnya.
3. Mencari Hiburan
Hal yang paling ampuh dalam menghadapi tingkat stress yang tinggi adalah dengan mencari sebuah hiburan. Adapun hiburan itu sendiri akan berbeda-beda tergantung kepada apa yang disenangi oleh setiap orang. Jenis-jenis hiburan yang umumnya kita ketahui adalah musik, film, sosial media dan lain sebagainya.
4. Melakukan Konseling
Konseling sangat dibutuhkan bagi seseorang dalam mengatasi masalah yang tidak bisa diatasi sendiri. Konseling bertujuan untuk meringankan beban psikologis seseorang maupun membenarkan suatu sikap seseorang. Adapun konseling ini tidak terpaku kepada seorang psikolog, melainkan dapat dilakukan bersama orang terdekat dan bisa berupa sebuah obrolan ringan, pemberian nasehat, bahkan curhat antar teman.