Menjadi sukses adalah dambaan setiap insan. Tidak heran, karena dengan kesuksesan itualah seseorang akan lebih mudah untuk menejalani hidup yang dapat membawa kepada kebahagiaan. Tentunya, sukses di sini bukan hanya yang bersifat dunia, tapi juga sukses dalam urusan akhirat. Namun, hingga saat ini masih saja ada yang kebingungan untuk mencapai kesuksesan itu. Sebab, mereka tidak mengetahui cara atau pun jalan menuju sukses tersebut.
Belajar barangkali merupakan langkah awal demi meraih kesuksesan. Dengn belajar seseorang akan mengetahui banyak hal, terutama ilmu. Kemudian dengan ilmu itulah seseorang dapat membedakan, memilah dan memilih antara yang baik dan tidak. Ada sebuah pepatah yang mengatakan “Setiap sesuatu ada ilmunya. Barang siapa yang tidak mengetahui ilmunya, maka ia akan gagal”. Sehingga pada akhirnya dengan berbekal ilmu tersebut kesuksesan akan mudah digenggam.
Dalam belajar, seseorang tidak boleh membeda-bedakan ilmu pengetahuan. Sebab semua adalah ilmu Allah, baik ilmu umum mau pun ilmu agama. Semua harus dipelajari. Karena kalau hanya pandai dalam ilmu umum, ia ibarat orang buta; tidak bisa membedakan antara yang baik dan tidak menurut pandangan agama (Islam). Sebaliknya, jika pandai ilmu agama saja, ia seperti orang pincang; tidak bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. (Radar Madura, 2009).
Sebenarnya, belajar tidak hanya di sekolah mau pun pesantren. Kapan dan di mana pun seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Apa yang terlihat juga bisa dijadikan sebagai pelajaran berharga. Semisal, seseorang melihat buah kelapa dan buah semangka. Tanpa disadari kedua buah itu memiliki filosofi yang begitu berarti. Sebagaimana disampaikan oleh K. Ach. Maimun Syamsuddin, dalam suatu ceramahnya, buah kelapa merupakan cerminan orang nakal dan tidak memiliki kualitas keilmuan yang dapat dibanggakan. Hal ini terlihat dari proses pengambilan buah tersebut; dijatuhkan dari ketinggian, dilempar dari satu tempat ke tempat yang lain, dan dikupas dengan cara yang tidak kalah keras dan menyakitkan. Berbeda dengan buah kalapa, buah semangka merupakan cerminan dari orang yang mulia. Hal ini terlihat dari bagaimana buah itu dipetik hingga pada proses dikomsumsi. Semua dilakukan dengan cara yang elok dan baik.
Dari beragam cara atau dalam belajar, membaca menjadi cara yang paling mudah untuk dilakukan. Dengan membaca seseorang akan mendapatkan apa saja. Baik itu informasi, ilmu, dan wawasan baru. Sebagaimana telah diketahui bahwa perintah atau wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Mudammad, melalui perantara malaikat Jibril, adalah membaca (Iqra’). Membaca di sini dalam pandangan M. Quraish Shihab, memiliki arti yang sangat luas. Tidak hanya terpaku pada buku dan teks-teks lainnya; bisa keadaan sekitar dan sebagainya.
Untuk menjadi sukses, selain balajar, juga jangan lupa untuk berdo’a. Kesungguh-sungguhan seseoarang dalam belajar bukan jaminan akan memperoleh kesuksesan. Sebab, semuanya Allah-lah yang menentukan. Dalam kitab Ta’lim al-Muta’allimdijelaskan bahwa waktu yang tepat untuk belajar adalah setelah maghrib, dan wakru berdo’a adalah sepertiga malam. Pada hakikatnya, kapan pun seseorang dapat berdo’a dan belajar. Hanya saja, ada waktu tertentu yang diutamakan dalam memanjatkan do’a agar do’a tersebut cepat terkabul.
Mak dari itu, mari kita maksimalkan belajar, kemudian sempurnakan belajar itu dengan do’a. supaya kesuksesan yang kita damba dapat diraih dengan sempurna dan penuh barokah. Orang yang hanya belajar tanpa berdo’a tidak sempurna. Ia termasuk orang yang sombong. Sebab, ia menganggap mampu berdiri sendiri. Sebaliknya, berdo’a tanpa belajar juga tidaklah baik. Karena Allah hanya akan memberikan sesuatu tergantung pada usaha hamba-Nya. Wallahu a’lam…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H