Hallo warga kompasiana!!!
Kali ini ada pembahsan menarik nih
Lets go!
Aneka jajanan kaki lima kerap kali kita jumpai di pinggir jalan, berbagai makanan ringan di jual dengan harga yang terjangkau begitu juga rasanya yang familiar di lidah masyarakat Indonesia. Termasuk gorengan inilah yang pasti hampir semua orang suka dengan rasanya kriukanya yang lidah tidak bisa menolak, apalagi ada berbagai pilihan macam gorengan yang di jual oleh pak asep. Apalagi dengan pengalamannya yang sudah cukup lama di bidang pergorengan duniawi pak Asep sudah berjualan sekitar 15 tahun bukanlah waktu yang singkat. Pastinya dengan pengalaman beliau menjual gorengan sudahlah mahir menguasai lika liku masalah yang di hadapi tentunya membuat pak asep semakin berpengalaman dalam masalah menggoreng gorengan
Ujar bapak Asep ini asal Kuningan Jawa Barat, kuningan memanglah terkenal dengan masakanya yang enak dan soal perantauan hampir di seluruh pulau jawa yang ramai dengan kampus disitulah orang-orang pada merantau untuk mengadu nasib di perantauan, seperti bapak asep ini merantau ke Yogyakarta dari tahun 2006 pertama kali ke jogja berjualan gorengan sa'at masih bujangan hingga kini sudah berkeluarga dan sudah mempunyai tiga orang anak. Hanya dengan menjual gorengan sajalah pak asep terus menghidupi kebutuhan sehari hari untuk keluarga kecilnya yang ada di jogja, dengan berpenghasilan omset rata rata 500 sampai 800 ribu perhari bisa di bilang satu bulan pak Asep mempunyai omset 15 juta dalan kurun waktu satu bulan, beliau bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga istri dan anak anaknya.
Hingga kini pak Asep telah 15 tahun berjualan gorengan di daerah Universitas Islan Negeri Sunan Kalijaga (Uinsuka). Ujar pak asep juga ada banyak pedagang seperti saya di jogja dan ada komunitasnya sendiri. Seperti halnya komunitas sate madura, gorengan juga punya komunitasnya yang asalnya dari Jawabarat tepatnya di Kuningan.
Tentunya adanya komunitas itu menjadikan power untuk tumbuh bangkitnya UMKM kita di setiap daerah dan di sudut sudut kota Indonesia, bagaimana mungkin bisa seorang bisa berdiri sendiri tanpa adanya suport dari teman - teman dan sanak saudara ketika di perantauan, maka dari itu bahwasanya usaha mikro kecil menengah yang sering kita dengar UMKM ini masih terus berjalan adanya pedagang kaki lima yang sering kita jumpai berilah suport kepada umkm lokal untuk terus ada dan menjadi lebih bisa bersaing dengan negara negara lain bahwa Indoesia mempunyai perputaran ekonomi yang kuat. Maka mulailah dari yang kecil seperti pedagang gorenganlah yang dulunya gerobak kecil sekarang menjadi gerobak yang lebih layak seperti pak Asep ini, beliau mempulai jualan dengan alat seadanya dulu lambat laun akan menjadi lebih baik ujar pak asep. Maka dari sinilah kita bisa belajar mulai saja dulu pasti nanti ada jalan yang lebih baik, maka ayo kawan kawan dukung lah terus umkm di sekitar kita supaya menjadi produk produk unggulan negeri ini.
Dan banyak juga sekarang mahasiswa yang ikut serta turun membangun usaha usaha kecil mulai dari minuman dingin jajanan ringan dan masih banyak lagi, dari situlah kita bisa belajar bahwasanya jangan selalu menginginkan yang instan semuanya butug proses untuk menjadi yang terbaik dan lebih baik, artikel ini saya membuat setidaknya kalian bisa termotivasi untuk ikut serta dan ber wirausaha di bidang yang kalian sukai dulu karena dari situlah bisa muncul passion kamu, baru nanti ke tahap tahap lebih lanjut untuk menjadi tingkat komersil yang lebih baik dari sebelumnya, seperti pak Asep juga dan masih banyak pak asep asep lainya yang berjualan kaki lima seperti batagor, cilok, cimol, bakso gulung dan masih banyak lainya. Yang berjualan kaki lima pastinya tidak lain tidak bukan adalah bertujuan untuk mencari seperak dua perak uang yang di hasilkan dengan berjualan kaki lima tersebut.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H