Mohon tunggu...
Luthfi Darojati
Luthfi Darojati Mohon Tunggu... Lainnya - profil mahasiswa

mahasiswa angkatan 2018 salah satu universitas di bandung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mahasiswa Tolak Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka pada 2021

6 Januari 2021   08:38 Diperbarui: 6 Januari 2021   08:40 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Fakta mengejutkan datang dari pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim, yakni mengenai Kebijakan untuk pembukaan sekolah dan universitas secara tatap muka. Ini merupakan hasil dari Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran 2020/2021 di masa pandemi Covid-19. Nadiem menyebutkan bahwa pemerintah bersama dengan satgas Covid-19 akan membukan kembali kegiatan belajar mengajar secara tatap muka, tetapi tidak diwajibkan, dan dilakukan tergantung situasi dan kondisi apakah memungkinkan atau tidak.

Atas pernyataan tersebut, menimbulkan banyak reaksi, mulai dari yang mendukung sampai dengan menolak.  Alasan banyak Mahasiswa yang menolak yakni mereka beranggapan bahwa akhirnya akan ada mobilisasi besar-besaran dari tempat tinggal mahasiswa ke kampusnya serta mobilisasi ini dapat memicu angka penularan Covid-10, dan tidak semua memiliki sarana yang lengkap untuk bisa melaksanakan kuliah secara langsung (sesuai protokol kesehatan).

Menurut Fanisa, salah seorang mahasiswi Telkom University jurusan Ekonomi dan Bisnis angkatan 2018, mengenai perkuliahan tatap muka di 2021 itu tidak memungkinkan dikarenakan berbagai wilayah yang datang dan penyebaran virus bisa saja terjadi sangat cepat dan untuk di lakukan social distancing tidak efektif karena tidak semua tempat memiliki sarana dan pra sarana yang lengkap.

Lain halnya dengan Brilliant, salah satu mahasiswa Telkom University jurusan Teknik Elektro, justru mendukung adanya perkuliahan offline di tahun 2021, dikarenakan tidak semua mahasiswa memiliki fasilitas yang memadai untuk melakukan kuliah daring dari rumah.

Menganai wacana perkuliahan tatap muka pada 2021 begitu banyak menuai pro dan kontra, saya sendiri selaku mahasiswa masih kontra terhadap wacana kebijakan tersebut. Kuliah tatap muka memang metode pembelajaran yang ideal, akan tetapi di masa pandemic seperti ini justru jika dilakukan dampaknya akan sangat berbahaya, karena mengingat kasus Covid-19 yang terus mengingkat setiap harinya dan vaksin belum resmi di edarkan oleh pemerintah, belum lagi tingkat disiplin mahasiswa yang masih belum stabil dan cenderung mengabaikan aturan. maka saat ini perkuliahan tatap muka masih sangat beresiko jika tetap dilakukan di tahun ajaran 2021.

Pemerintah melalui pernyataan presiden saat diwawancarai oleh Kompas.com mengatakan bahwa perkuliahan online adalah solusi bagi mahasiswa dan para pelajar untuk menuntut ilmu. Pembelajaran secara Online, sudah menjadi New Normal bahkan memungkinkan akan menjadi The Next Normal. Maka dari itu, kita harus menerima bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir, dengan adanya lonjakan peningkatan kasus dari hari ke hari di seluruh dunia, saya rasa pemerintah tidak akan mau mengorbankan generasi muda penerus bangsa.

Saya berharap kepada pemerintah mengenai rencana perkuliahan offline ditahun 2021, ditunda sampai dengan kondisi yang sudah benar benar memungkinkan untuk melakukan perkuliahan offline namun dengan catatan penerapan protokol kesehatan harus ketat dilakukan, misalnya dengan cara membagi kuota orang perkelas hanya 25% dari total keseluruhan,     

Virus corona itu nyata dan jika perkuliahan offline dilakukan pada saat vaksin belum diedarkan merata pasti akan mengancam keselamatan Mahasiswa dan tenaga pengajar, saya khawatir akan terjadi "cluster mahasiswa" dalam penularan virus corona, hal ini akan menimbulkan masalah baru, yakni peniadaan Kembali kuliah tatap muka dan akan memakan waktu yang lama untuk dilakukannya perkuliahan secara Online.

Jangan sampai mengorbankan mahasiswa dan generasi muda akibat dipaksakannya perkuliahan offline, karena genarsi muda merupakan agent of change yang bisa mendorong terjadinya transformasi bangsa. Karena anak muda merupakan asset dari suatu bangsa. Dengan jumlah generasi muda yang banyak di Indonesia tentu saja kita yakin pasti bisa malalui masa sulit seperti ini, dan bisa membuat perubahan perubahan yang menakjubkan demi kemajuan bangsa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun