Dalam konteks sejarah, angklung sered digunakan sebagai bentuk penolakan terhadap penjajahan Belanda. Melalui bunyi angklung, masyarakat Balandongan dapat memberikan tanda adanya bahaya yang mengancam atau kehadiran pejabat setempat. Bunyi angklung tersebut merupakan suatu bentuk semangat perjuangan dan upaya mempertahankan wilayah dari kegiatan penjajahan.
Kegiatan membunyikan angklung dengan cara estafet dari satu desa ke desa lain menjadi cara bagi masyarakat untuk menyampaikan informasi secara cepat dan efektif kepada seluruh komunitas. Bunyi angklung, yang sering disebut sebagai tanda atau tangara, memiliki makna yang berbeda tergantung pada irama dan tempo yang dimainkan. Tempo cepat dan keras menandakan adanya bahaya, sementara tempo sedang mengindikasikan berkumpul atau kedatangan pejabat setempat.
Angklung Sered menjadi simbol perlawanan dan identitas budaya masyarakat Balandongan. Keunikan cara memainkan angklung ini mencerminkan semangat kebersamaan dan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman. Penting bagi kita untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya ini, serta menghormati peran yang dimainkan oleh angklung sered dalam sejarah dan kehidupan masyarakat setempat.
C. Pasca Kemerdekaan Indonesia
Setelah Indoesia merdeka sampai hari ini, pertunjukan Angklung Sered ini ditunjukan sebagai hiburan. Adapun acara-acara yang biasanya terdapat hiburan seni pertunjukan Angklung Sered diantaranya:
- Khitanan anak atau Syukuran
- Pernikahan
- Upacara atau Festival
- Pesta Rakyat
D. Kesimpulan
Angklung Sered adalah seni pertunjukan musik tradisional yang memiliki sejarah yang kaya dan panjang. Dalam perjalanan waktu, angklung sered telah mengalami perkembangan fungsi dan peranannya. Pada masa pra-kemerdekaan Indonesia, angklung sered digunakan sebagai isyarat untuk memberikan informasi tentang bahaya atau kehadiran pejabat setempat. Bunyi angklung dengan tempo cepat atau sedang memiliki makna yang berbeda-beda, yang disampaikan melalui permainan estafet dari desa ke desa. Ini merupakan bentuk perlawanan dan semangat perjuangan masyarakat Balandongan dalam menghadapi penjajahan Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, angklung sered tetap menjadi bagian penting dari budaya dan identitas masyarakat Balandongan. Saat ini, angklung sered dipertunjukkan sebagai hiburan dalam berbagai acara seperti khitanan anak, pernikahan, upacara, festival, dan pesta rakyat. Selain itu, angklung sered juga memiliki nilai edukatif yang tinggi dan digunakan sebagai alat pendidikan dalam mengembangkan kedisiplinan, kerjasama tim, dan kreativitas di kalangan generasi muda.
Keseluruhan, angklung sered tidak hanya merupakan instrumen musik tradisional yang unik dan indah, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai sosial, sejarah, dan keberanian masyarakat Balandongan. Kehadirannya sebagai warisan budaya yang harus dihargai dan dilestarikan, serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kekayaan musik tradisional Indonesia secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H