Mohon tunggu...
lutfi Muhimmatuz Zakiya
lutfi Muhimmatuz Zakiya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang memiliki hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stop Membandingkan Diri, Atasi Insecure Sekarang Juga!

19 September 2024   23:15 Diperbarui: 3 Oktober 2024   08:18 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita semua pernah merasa insecure, bukan? Entah karena penampilan, kemampuan, atau hubungan sosial. Perasaan insecure merupahan hal yang wajar dialami oleh setiap orang, namun penting bagi kita untuk tida membiarkannya mengendalikan hidup. Insecure merupakan perasaan tidak percaya diri yang biasa muncul ketika seseorang membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Rasa insecure bisa muncul dalam berbagai aspek kehidupan, seperti penampilan fisik, prestasi di sekolah, dan juga pekerjaan. 

Seringkali kita merasa tidak cukup baik, tidak cukup menarik, atau tidak mampu mencapai harapan yang kita inginkan, sehingga kita merasa tidak ada yang bisa di banggakan dalam diri. Hal tersebut membuat kita cenderung membandng-bandingkan dengan orang lain yang pada akhirnya membuat kita merasa insecure. Orang yang inscure cenderung melihat orang lain memiliki kenidupan yang sempura, sedangkan dia tidak. Padahal di dunia ini tidak ada orang yang benar-benar sempurna. Semua orang memiliki kekurangannya masing-masing, hanya saja kita tidak mengetahuinya. 

Terdapat banyak faktor yang memicu adanya perasaan insecure. Salah satunya adalah eskpektasi sosial yang terlalu tinggi, terutama di era media sosial saat ini. Media sosial seperti Instagram, facebook, tiktok, dan lain sebagainya memudahkan kita melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna. Media sosial kerap kali menjadi wadah bagi orang-orang untuk memamerkan kehidupan terbaik mereka. 

Postingan tentang tubuh yang sempurna, liburan mewah bersama keluarga, kemesraan dengan pasangan, atau karier yang sukses dapat membuat orang lain merasa mereka teringgal jauh di belakang. Padahal, sebenarnya apa yang ditampilan seseorang di sosial media hanyalah sebagian kecil dari kehidupannya. Tentunya hal terebut tidak mencerminkan gambaran keseluruhan hidup mereka. 

Selain dari media sosial, rasa insecure juga bisa di sebabkan dari pengalaman di masa kecil. Pola asuh yang kurang mendukung, seperti terlalu kritis, dan perbandingan yang terus-menerus dilakukan dengan saudara atau teman sebaya dapat memicu rasa tidak percaya diri. Pengalaman menyakitkan tersebut membentuk pola pikir negatif yang membuat seseorang meragukan kemampuan dan nilai dirinya. Kritik terus menerus dari orang tua, guru, dan orang sekitar juga dapat merusak rasa percaya diri. Ketika seseorang selalu mendapat penilaian seseorang yang tidak cukup baik akan membuatnya sulit untuk meraasa aman dan nyaman dengan diri sendiri. 

Lalu, apa yang perlu kita lakukan agar tidak merasa insecure?, Salah satunya adalah dengan mengenali dan menerima perasaan tersebut sebagai bagian dari pengalaman manusia. Penting bagi kita untuk fokus pada kelebihan dan pencapaian-pencapaian kecil yang berhasil dicapai, sehingga dapat membangun rasa percaya diri. Rayakan keberhasilanmu sekecil apapun itu. Dengan cara ini, kita dapat mulai melihat diri kita dari sudut pandang yang berbeda, bukan hanya dari kekurangan yang dirasakan. 

Selain itu, berinteraksi dengan lingkungan sosial yang suportif juga penting. Membangun hubungan baik dengan orang-orang yang mendukung dan menginspirasi dapat meningkatkan rasa percaya diri. Dengan berinteraski bersama orang yang peduli dan menerima kita apa adanya, kita akan merasa lebih percaya diri dan dihargai. 

Fokuslah pada diri sendiri, kenali kekuatan dan kelemahanmu. Jangan takut untuk gagal atau membuat kesalahan, karena dari situlah kita belajar. Berhentila membandingkan diri dengan orang lain, karena setiap orang mempunyai kelebian dan kekurangannya masing-masing. Yang terpenting adalah memerima diri sendiri apa adanya dan terus berusaha untuk menjadi versi terbaik dari diri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun