Mohon tunggu...
Lutfiyah Azizah
Lutfiyah Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Agama dan Perananannya dalam Proses Perjodohan di Pesantren

18 Desember 2023   21:15 Diperbarui: 18 Desember 2023   21:29 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

perjodohan merupakan kegiatan internal pesantren yang sudah menjadi tradisi. Kegiatan itu disebut tidak memiliki hubungan dengan kebijakan MUI. tradisi setiap pesantren kan berbeda-beda. Ada yang dijodohkan semacam itu memang sudah lama ada. mencontohkan, perjodohan yang dilakukan pihak pesantren biasanya antara anak kiai dengan anak kiai sedangkan santri dengan santriwati. Itu dilakukan kemungkinan untuk menjaga wibawa pesantren, sehingga ilmu yang didapat di pesantren dapat terus disiarkan.
"Daripada berjodoh dengan yang belum jelas agamanya, mereka menjodohkan putra atau putrinya untuk kesinambungan dakwah. Kalau sesama santri kan bisa memiliki pemahaman yang sama". secara keagamaan tidak ada hal yang melanggar dari tradisi perjodohan itu. Asalkan, dalam perjodohan itu ada keterlibatan orang tua. Artinya orang tua harus tahu bahwa anaknya dijodohkan dengan anak lainnya.
"Itu kan pasti dilalui, tidak mungkin tiba-tiba dijodohkan. Sejauh ini kami juga tak menemukan permasalahan dalam kegiatan itu. Saya juga yakin para pesantren melakukan proses itu". Laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang sama dalam memilih jodoh untuk menentukan siapa yang akan menjadi pendamping hidupnya.
Perjodohan yang dilakukan pondok pesantren sering kali terjadi melalui posisinya sangat disanjung oleh para santri dan masyarakat. Kiai merupakan titik pusat bagi pergerakan sebuah pesantren. Kiai merupakan sumber inspirasi dan sumber pengetahuan bagi santrinya. Seorang kiai selain memahamkan tentang ilmu-ilmu keagamaan, juga bertanggung jawab dalam membantu kepribadian santri dan memberi petunjuk antara yang baik dan buruk. Kepercayaan santri yang begitu tinggi kepada kiai dan didukung juga dengan kemampuannya dalam mengendalikan keputusan dan memecahkan berbagai masalah yang menjadikan kiai menempati posisi sangat dihormati."
Lalu kriteria seperti apa yang kiai Sulhan cari sebelum menjodohkan santrinya, seperti ini kiai Sulhan menyebutkan: "Kriterianya buat saya sekufu, ibadahnya giat atau tekun, dari garis keturunan yang baik, tapi yang penting tetap beribadah.
Kiai Sulhan dalam menjodohkan santri yang dilihat terlebih dahulu yaitu sekufu, ibadahnya yang rajin, dari nasab yang baik, tetapi yang paling dilihat utama ibadahnya baru nasab untuk kriteria selanjutnya menyesuaikan. Tolak ukur kiai Sulhan dalam perjodohan santri yang terpenting adalah agamanya dulu seperti ibadahnya yang rajin dari nasab yang baik dan lain seterusnya. Biasanya dari santri yang hafalan al-qur'an dijodohkan dengan santriwati yang hafalan al-qur'an juga atau setidaknya salah satu yang rajin ibadahnya, untuk hal tersebut lebih condong pada laki-lakinya karena sebagai imam dalam keluarga.
Islam merupakan salah satu agama yang suka memberi tuntunan hidup. Hidup tanpa aturan dalam kondisi tertentu bisa melahirkan benturan di sana-sini. Memang tidak setiap hal diatur. Dalam sejumlah hal, Islam memberikan keleluasaan pemeluknya untuk mengatur. Namun Islam tidak mengatur secara lengkap dalam satu hal. Misalnya perjodohan. Menurut Wahbah Az Zuhaili menyatakan bahwa perjodohan dalam Islam harus mengikuti beberapa aturan, seperti yang telah diatur oleh sekte Syafi'i, menurut sekte tersebut.
Syafi'i perjodohan pada anak perempuan yang masih perawan dan telah baligh dan berakal dapat meminta izin kepadanya, dan diamnya sim adalah jawaban sebagai persetujuannya. Akan tetapi kiai Sulhan juga mempertimbangkan pada kriteria kafa'ah dalam menjodohkan santri antara lain:
A. Agama
 Kiai Sulhan ketika hendak memilihkan pasangan santrinya ditekankan untuk memilih santri yang rajin dalam beragama, maksudnya santri yang memperdulikan ibadahnya dalam hal Sholat, mengaji. Tadharus dan lainya. tapi akhlak juga harus diutamakan.
B. Nasab
Dalam hal nasab ini, khususnya dalam mencari pasangan hidup dilihat dari keturunan yang baik, dari golongan atau aliran yang sama. Karena dengan mendapatkan istri atau suami dari nasab yang baik diharapkan nantinya lahir keturunan yang baik juga.
C. Properti
Dalam mencarikan jodoh santri, pemasalahan harta tidak terlalu di permasalahkan tetapi sebisanya kiai akan mencarikan yang ekonominya terlihat cukup. Harta sangat diperlukan dalam kehidupan nantinya, tetapi harta tidak menjadi perhatian khusus dalam pemilihan jodoh ini.
D. Kecantikan/ ketampanan
Banyak yang beranggapan bahwa kecantikan atau ketampanan merupakan salah satu yang mempengaruhi keharmonisan rumah tangga. Akan tetapi kiai Sulhan tidak mempermasalahkan hal tersebut, asalkan santri tersebut mempunyai akhlak yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun