Mohon tunggu...
Fia Lutfiyah
Fia Lutfiyah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Psikologi Jayabaya sedang belajar Ilmu Pernyataan by : Dosen Bpk Irfan Aulia Syaiful, Psi,MSi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gesture "Marah" SBY

21 Maret 2014   20:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:39 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1395383746541801078


Gesture “Marah” SBY

Di masa akhir kedudukan kepresidenan Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau lebih sering kita sebut beliau dengan sebutan SBY, kerap sekali kita mendengar beliau marah dalam pidatonya. Salah satunya adalah video yang ingin saya bahas kali ini (http://www.youtube.com/results?search_query=v6mqFdeRibm&sm=3) .

Dalam video tersebut terlihat sekali beliau marah hingga menunjuk-nunjuk tangannya ke depan para audiens, tapi saya tidak akan membahas hal kemarahan beliau ditulisan saya kali ini. Yang ingin saya bahas dalam tulisan saya kali ini adalah bahasa-bahasa tubuh SBY dalam video yang saya sebut diatas, dan mengartikan gesture sekaligus kesan yang saya dapatkan dari video tersebut. Pernyataan mimik dari badan dan anggota badan SBY.

Here we go...

Berangkat dari video yang berdurasi 2.35 menit tersebut kita bisa melihat ekspresi SBY, pandangan mata SBY, gerakan tangan SBY, serta sikap berdiri SBY. Terlihat sekali dari cara memandang dan gerakan tangan SBY bahwa memang gerakan tersebut menunjukan sikap marahnya. Alasan utama mengapa SBY selalu memandang pada akhir ucapan adalah karena membutuhkan feedback dari audiens, bahwa SBY ingin mengetahui apakah audiens masih memperhatikannya atau tidak, bahwa SBY ingin pesan-pesan yang disampaikan kepada audiens bisa diterima, dimengerti serta disetujui. Itulah beberapa hipotesa tentang pandangan SBY menurut pengamatan saya. Berikut adalah bahasa tubuh yang dapat saya tangkap, diantaranya adalah ;

1.Gerakan jari telunjuk mengarah ke depan

2.Wajah dan mata bergerak menatap ke kanan dan ke depan

3.Anggukan kepala dibeberapa ucapan pidato

4.Tangan kiri menyiku di atas podium dengan jari telunjuk di bagian wajah

Penjelasan...

Gerakan jari telunjuk mengarah ke depan atau bisa disebut juga dengan meluruskan telunjuk.

Ini sering dilakukan untuk mengarahkan perhatian pada benda yang ada dalam ruangan atau menunjuk seseorang. Jadi perhatian ditunjukan pada sesuatu. Meluruskan telunjuk ke depan berarti perhatian pada sesuatu yang tidak menentu (Hermann Strehle, Meinen Gesten Und Gebarden yang dialih bahasa oleh Dra. Hanna Widjaja, 82)

Artinya adalah, ketika SBY menagarahkan jari telunjuknya kedepan bertujuan untuk menunjuk seseorang agar memperhatikan  beliau.

Wajah dan mata bergerak menatap ke kanan dan ke depan

Pandangan SBY ini bisa di sebut juga pandangan menyerang, ini bisa kita lihat ketika SBY menatap ke kanan kemudian kembali menatap ke depan. Pandangan yang menyerang maka bayangan yang terbentuk pada selaput jala adalah tidak jelas dibandingkan dengan pandangan lurus. (Hermann Strehle, Meinen Gesten Und Gebarden yang dialih bahasa oleh Dra. Hanna Widjaja,)

Anggukan kepala di beberapa ucapan pidato

Anggukan SBY ini bisa dikatakan juga dengan menjulurkan kepala, munujukkan bahwa ada minat terhadap dunia luar, ingin mengetahui apa yang terjadi di sekitarnya. Memutar kepala sehingga menghadap penuh ( frontal ). Ini memberikan pengakuan pada orang lain, ada kesediaan untuk bertindak, percaya akan dirinya sendiri (Hermann Strehle, Meinen Gesten Und Gebarden yang dialih bahasa oleh Dra. Hanna Widjaja, 77)

Tindakan anggukan ini untuk menekankan ritme pidatonya kepada aundiens dengan penuh pecaya diri.

Tangan kiri menyiku di atas podium dengan jari telunjuk di bagian wajah

When the listener begins to use his hand to support his head, it is a signal that boredom has set in and his supporting hand is an attempt to hold his head up to stop himself from falling asleep. The degree of the listener’s boredom is related to the extent to which his arm and hand are supporting his head. Extreme boredom and lack of interest are shown when the head is fully supported by the hand (Figure 61) and the ultimate boredom signal occurs when the head is on the desk or table and the person is snoring!

Drumming the fingers on the table and continual tapping of the feet on the floor are often misinterpreted by professional speakers as boredom signals, but in fact they signal impatience. When you as a speaker notice these signals, a strategic move must be made to get the finger drummer or foot tapper involved in your lecture, thus avoiding his negative effect on the other members of the audience. The audience who displays boredom and impatience signals together is telling the speaker that it is time for him to end the speech. It is worth noting that the speed of the finger tap or foot tap is related to the extent of the person’s impatience – the faster the taps, the more impatient the listener is becoming. ( Allan pease , Body Language How to Reads Others )

Bentuk gerakan tangan menyiku diatas podium dan jari dibagian wajah yang ditunjukan SBY dalam video tersebut adalah menunjukan sikap kebosanan sesuai dengan penjelasan Allan diatas.

Itulah beberapa pemaparan saya tentang beberapa pernyataan dari bahasa tubuh bapak SBY yang bisa saya sampaikan, kesimpulan yang bisa diambil dari pembahasan diatas adalah sesungguhnya setiap gerakan-gerakan yang dihasilkan oleh SBY itu adalah mengandung pernyataan yang memberi kesan atas pesan yang ingin beliau sampaikan. Seharusnya Bapak SBY harus lebih bisa membuat audiens dalam acara tersebut tidak “ngantuk” pun juga tidak “tertidur”, menurut hemat saya bahasa-bahasa tubuh SBY yang seolah menunjukkan kewibawaannya terlalu monoton dan kurang bisa untuk menguasai audiens, mungkin juga karena kurangnya improvisasi dalam berpidato. Dan terlalu bersikap menjaga image publik yang sesungguhnya justru membuat audiens kurang antusias.

Sumber :

1. Hermann Strehle, Meinen Gesten Und Gebarden alih bahasa Dra. Hanna Widjaja, Bandung, Biro Persona, 1983

2. Allan pease , Body Language How to Reads Others, London, sheldon press, 1984

3. http://www.youtube.com/results?search_query=v6mqFdeRibm&sm=3

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun