Mohon tunggu...
Fia Lutfiyah
Fia Lutfiyah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Psikologi Jayabaya sedang belajar Ilmu Pernyataan by : Dosen Bpk Irfan Aulia Syaiful, Psi,MSi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hubungan Gesture (Bahasa Tubuh) Ketika Wawancara

21 Mei 2014   03:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:18 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Wawancara adalah salah satu hal penting dan paling menentukan diterimanya atau tidak diterimanya calon tenaga kerja. Jika dilihat dari definisi, wawancara adalah suatu tehnik atau metoda pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab yang sifatnya sepihak dan dikerjakan secara sistematis serta berdasarkan tujuan tertentu.

Berdasarkan hasil wawancara saya dengan Drs. Widura I.M.,Msi. Dan Dra. Esiyannera., MM. Saya menemukan beberapa fakta yang terungkap yang berkaitan dengan gesture calon tenaga kerja saat diwawancara. Rumusan masalah tulisan sederhana ini adalah Gesture apa saja yang mempengaruhi dan membuat yakin pe-wawancara kerja terhadap calon tenaga kerja tersebut.

Come on, let’s to the topic...

Siapa sih Drs. Widura I.M.,Msi. Dan Dra. Esiyannera., MM. ?

Sebelumnya, saya akan mengenalkan nara sumber dari tulisan saya kali ini.

Drs. Widura I.M.,Msi adalah salah satu dosen di fakultas psikologi Jayabaya serta Rekruiter di salah satu biro psikologi profider di Jakarta. Sebelumnya, beliau aktif menjadi rekruiter di angkatan udara sejak tahun 1983 hingga 2012. Beliau juga salah satu candidat Phd. Sudah bisa kita bayangkan betapa banyaknya pengalaman beliau dalam meng-interview calon tenaga kerja bukan?.

Tanggal 8 mei 2014 kemarin saya berkesempatan untuk mewawancari beliau ditengah kesibukanmengajar di kampus Jayabaya. Berikut hasil wawancara saya dengan beliau;

Wawancara itu memiliki 2 tujuan, pertama untuk mengetahui behaviuor, dan yang kedua initial interview . Biasanya, dari 2 tujuan ini yang menentukan lama atau tidaknya sebuah wawancara itu berjalan.

Karena wawancara adalah salah satu tahap dariproses perekrutan kerja, maka calon tenaga kerja harus lolos seleksi dari tahap-tahap sebelumnya, seperti tes psikotes atau ujian tulis, medical check up, serta syarat-syarat dari perusahaan yang harus dimiliki oleh calon tenaga kerja sebelum kemudian ke sesi wawancara.

Pengalaman Drs. Widura I.M,.Msi dalam me-wawancarai kerja, sering beliau temui calon tenaga kerja yang menunduk ketika memasuki ruangan, memegang alat tulis, pandangan yang tidak fokus, padahal hal-hal ini juga mempengaruhi dari hasil jawaban calon tenaga kerja. Beliau bisa membedakan mana jawaban yang benar dan mana jawaban yang tidak benar (bohong).

Gesture dari calon tenaga kerja yang meng-indikator kan bohong (dalam konteks wawancara);

1.Menarik badannya

2.Menjawab pertanyaan dengan tidak melihat mata pe-wawancara kerja, diselingi dengan melihat-lihat ke arah lain (tidak meyakinkan)

3.Ketika menjawab pertanyaan diiringi gerakan-gerakan berulang yang membuat ragu

Itulah beberapa gesture yang mempengaruhi beliau untuk tidak merekomendasikan calon tenaga kerja kepada perusahaan. Jadi, karena wawancara merupakan salah satu tahap penting bahkan disebut dengan tahap penentuan, maka calon tenaga kerja harus memiliki keyakinan tinggi, rasa percaya diri.

Tidak berbeda jauh dengan hasil wawancara saya dengan Dra. Esiyannera., MM. Beliau juga salah satu dosen di Universitas Jayabaya yang memiliki profesi lain, yakni sebagai pewawancara kerja di salah satu Perusahaan Modal Asing besar yang berada di Jakarta. Beliau memiliki pengalamansekitar kurang lebih 10 tahun berkecimpung di dunia perekrut kerja, terutama sebagai pe-wawancara kerja.

Beberapa Gesture yang membuat beliau yakin terhadap calon tenaga kerja (dalam konteks wawancara);

1.Motivasi tinggi, biasanya terlihat dari penampilan dan cara menjawab yang jelas, runtun, tidak bertele-tele, menjawab sesuai dengan apa yang ditanyakan.

2.Cara berjalan, biasanya tegap, sigap.

3.Cara berjabat tangan

4.Tidak menunduk ketika diwawancara.

Tidak berbeda jauh apa yang disampaikan dari kedua nara sumber diatas, yang pada dasarnya gesture mata yang fokus kepada pe-wawancara kerja, tidak banyak gerakan-gerakan tangan yang dilakukan calon tenaga kerja, tidak menunduk, menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan tepat, inilah beberapa gesture yang dapat direkomendasikan pe-wawancara kepada perusahaan. Dan hal itu semua membutuhkan rasa percaya diri, serta kurangi rasa bersalah, rasa cemas yang berlebihan. Karena akan mempengaruhi prosesi wawancara.

Di dalam buku Hermann Strehle disebutkan, “ nyata bahwa ciri-ciri anatomi sangat penting untuk menilai sesorang,keadaan kulit, otot-otot, contour dari pada wajah, badan/tubuh dan tangan/ yang tak boleh kita lupakan adalah sikap badan, cara melihat, cara bicara, jalan, gestik,bereaksi, jadi motorik dalam karakteristik umum.”

Masih dalam buku Hermann Strehle, “ ada perbedaan dalam cara berjalan seorang pemuda dan orang tua. Orang muda/pemuda/remaja berjalan seolah-olah ada per, penuh gairah dan kesegaran, gembira. Sedangkan orang yang sudah tua, lelah, seperti juga orang yang telah mengadakan perjalanan yang jauh. Disamping itu orang tua berjalan agak membungkuk, cara berjalan sudah tak ada pernya, karena terpengaruh usia.”

Bahasa tubuh dan gesture yang dilakukan calon tenaga kerja biasanya juga menunjukkan dari mana asal budaya dan lingkungan dia dibesarkan, karena pasti akan sangat berbeda calon tenaga kerja yang berasal dari pesisir dengan pedalaman meski sama-sama bersuku jawa, pun juga akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan calon tenaga kerja yang berasal dari daerah sumatera.

Kesimpulan,

Dari pembahasan diatas, kita bisa mengetahui beberapa gesture yang membuat para pe-wawancara kerja menyarankan calon tenaga kerja untuk diterima perusahaan, diantaranya adalah, berpakaian rapih, menatap mata pe-wawancara kerja selama sesi wawancara, tidak menunduk atau melihat-lihat ke berbagai arah,tidak terlalu banyak gerakan-gerakan tangan, menjawab pertanyaan dengan tepat, tidak bertele-tele straigh to the point, percaya diri dan kurangi kecemasan yang berlebihan.

Sumber;

1.Hermann Strehle, Meinen Gesten Und Gebarden, 1983, Bandung, Biro Psikologi Persona

2.Drs. Widura I.,Msi Dosen Universitas Jayabaya sekaligus Perekrut di salah satu Biro Jasa Psikologi Profider

3.Dra. Esiyannera.,MM Dosen Universitas Jayabaya sekaligus Perekrut di salah satu PMA milik Jepang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun