"Jadikan setiap tempat adalah sekolah dan jadikan setiap orang adalah guru". (Ki Hadjar Dewantara)
Covid-19 atau virus corona memaksa praktisi-praktisi sektor pendidikan kita berpikir keras agar para generasi penerus bangsa memperoleh haknya untuk belajar. Mereka berusaha bagaimana pembelajaran tetap berjalan meskipun covid-19 di negara kita juga berjalan.
Kebijakan sebelumnya, pembelajaran daring kita ketahui bersama menemui banyak kendala. Di antaranya adalah jaringan internet yang tidak merata, tidak semua siswa memiliki perangkat, borosnya kuota, dan tidak semua guru dan siswa dapat mengoperasikan perangkat pembelajaran.
Akibat dari kendala tersebut akhirnya kebijakan lain diambil oleh Bapak Nadiem Makarim yaitu pembelajaran melalui televisi. Mendikbud mengambil langkah dengan menggandeng stasiun televisi milik pemerintah, TVRI.Â
Langkah ini kita pandang tepat karena jaringannya lebih meluas ketimbang jaringan seluler. Baik di kota maupun di desa dan pelosok, televisi sudah menjadi sahabat keluarga untuk mengisi waktu kosong dan mencari hiburan, meskipun tidak semuanya memiliki.
Lantas apakah pembelajaran melalui televis tidak menemui kendala sebagai tantangannya? Tentu kita berpikir bahwa setiap media pembelajaran akan menemui kendala. Akan tetapi, dengan belajar melalui televisi kendala tersebut dapat dikurangi. Setidaknya guru dan siswa dapat menghemat kuota internet.Â
Adapun tantangannya, berikut penulis uraikan sebagaimana penulis lihat dan rasakan di rumah saat menonton televisi.
Belajar dari kasus Si Bolang dan Spongebob di rumah
Kita sadari televisi yang memuat konten berisi edukasi di negara kita terbilang sedikit. Oleh karenanya tidak sedikit pula kritik terhadap dunia pertelevisian negara kita dilayangkan.Â
Akan tetapi, setelah dikeluarkannya kebijakan Mendikbud tentang pembelajaran lewat televisi seperti memberikan nuansa baru. Pendidikan masuk kembali dalam acara televisi. Legalah sementara waktu.
Sebelumnya penulis berpikir sepertinya memang perlu covid-19 untuk memasukkan kegiatan pembelajaran ke dalam acara televisi.
Berikutnya, pembelajaran melalui televisi akan bersaing ketat dengan hiburan-hiburan lain yang tampak lebih menarik dengan konsep yang ciamik dari stasiun televisi lain. Belajar dari kasus Si Bolang dan Spongebob, anak-anak cenderung memilih tayangan yang lebih menghibur di antara keduanya.