Waktunya tiba untuk kami melakukan tur musem! Langkah pertama kami saat memasuki museum disambut dengan tanaman yang digantung-gantung diatas media lumut berbentuk bola. Teknik penanaman dari Jepang tersebut dinamakan Kokedama.
Kami berkesempatan untuk membaui tanaman-tanaman tersebut dan menebak setiap aroma dari tanaman Kokedama yang disodorkan oleh pemandu. Tanaman Kokedama yang disodorkan oleh pemandu adalah lavender yang kami kira adalah tanaman kayu putih karena aromanya yang mirip dengan aroma minyak kayu putih yang ada dirumah, hahaha...
Selanjutnya, kami diarahkan untuk memasuki ruangan Bola Aroma (Aromatic Spheres) yang berisi sampel aroma khas berbagai tanaman bahan baku minyak atsiri. Sampel tersebut didisplai dengan kaca gantung berbentuk oval yang ditata secara presisi. Di dalam kaca gantung tersebut diisi media berbahan gel berbentuk bola yang dapat menyimpan dan melepaskan aroma dari beragam minyak atsiri.
Bentuk dan ukurannya mirip seperti boba, hanya saja warnanya bening. Pengunjung dapat menikmati pengalaman sensori penciuman melalui jelajah aroma di lubang kaca yang disediakan. Namun, karena pandemi Covid- 19 kegiatan jelajah aroma tersebut ditiadakan guna mengurangi kontak fisik dan mencegah terjadinya risiko penularan virus. Yah sayang sekali, sehingga kita hanya bisa berfoto-foto saja.
Kami selanjutnya diarahkan oleh pemandu ke situs bekas pabrik pengolahan minyak atsiri. Pemandu menjelaskan bahwa bangunan Rumah Atsiri Indonesia saat ini adalah pabrik minyak atsiri hasil kolaborasi dengan Bulgaria yang aktif berpoduksi pada tahun 1960-an.