Sidoarjo adalah sebuah kota yang terletak di sanding kota Surabaya. Kota yang hampir mirip dengan kota Surabaya ini juga memiliki suhu yang hampir sama, yakni kira - kira mencapai 24 derajat celcius.
Kota Sidoarjo kini memang biasa disebut sebagai kota lumpur. Dimana pada tahun 2006 silam terjadilah sebuah tragedi bocornya pipa minyak bumi yang bertempat di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Sidoarjo terkenal sebagai kota lumpur lapindo selama kurang lebih 11 tahun terakhir. Tak hanya itu, kota Sidoarjo juga memiliki berbagai macam aset peninggalan dari nenek moyang yang diwariskan kepada anak cucunya. Salah satu aset penting tersebut adalah Batik Tulis Jetis. Batik Tulis Jetis Sidoarjo sudah berdiri sejak tahun 1675.
Batik tulis jetis adalah bukti kekayaan warisan nusantara. Dinamakan batik tulis jetis karena pusat pembuatan batik tulis Sidoarjo bertempat di Kelurahan Jetis, Kecamatan Sidoarjo. Hampir semua penduduk di Kelurahan Jetis memproduksi batik tulis ini.Â
Tidak hanya memproduksi saja tetapi juga memasarkannya di tempat yang sama, yaitu Kelurahan Jetis. Oleh karena itu, penduduk yang membuat batik di Kelurahan Jetis menamakan kampung mereka menjadi Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo.
Batik kini mulai jarang diminati oleh masyarakat, dikarenakan motifnya yang hanya itu -- itu saja atau bahkan harganya yang lumayan menguras kantong. Jadi, sangat sulit bagi masyarakat untuk melestarikan warisan nusantara berupa batik.
Untuk lebih memudahkan agar mengenalkan batik pada anak -- anak, para orang tua, guru maupun orang terdekat haruslah ikut membantu berpartisipasi dalam menangani masalah seperti ini, supaya warisan nusantara tidak hilang ditelan zaman atau bahkan direnggut dan diakui oleh negara lain.
Salah satu cara untuk melestarikan batik bagi anak -- anak adalah dengan selalu memberikan pelatihan membatik kepada anak -- anak. Namun, cara yang digunakan haruslah berbeda dengan membatik pada umumnya. Batik pada umumnya menggunakan bahan utama kain mori, canting dan malam atau lilin yang panas.
Jika anak -- anak membatik menggunakan malam atau lilin panas itu akan membuat tangannya terluka dan membahayakan diri anak. Maka, malam atau lilin panas harus digantikan dengan bahan yang mudah digunakan dan tidak membahayakan bagi anak, yakni menggunakan bahan yang biasa digunakan untuk melakukan finger painting.