Hingga pada akhirnya, aku sampai pada bagian di mana aku jatuh cinta padanya.
Namun, dia hanya mampu ku gapai sebatas matanya saja.
Aku hanya mampu menikmati matanya, menikmati senyumnya, tanpa mampu menikmati hatinya.
Rasanya aku hampir menyerah, seluruh perhatianku mulai ku rasa percuma.
Dia tak merasakan apa yang ku rasakan, dia tak mampu membaca seluruh perhatianku.
Bahkan, pesan-pesan singkatnya mulai menghilang entah kemana.
Mungkin pesan-pesan itu sudah milik orang lain, mungkin dia mulai rasa enggan memberikannya untukku.
Ahh, sudahlah, aku tak ingin berfikir seperti itu, dia sedang asik dengan dunianya.
Aku mulai lelah, aku menyerah, dia tak membutuhkan yang ingin aku tawarkan, karena aku tak pantas.
Dia, yang kehadirannya laksana pelangi, hanya sekejap.
Belum sempat aku menggapainya, dia telah menghilang dari pandangan mata.