Mohon tunggu...
Lutfi Koto
Lutfi Koto Mohon Tunggu... Lainnya - Long life learning - Education
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Always learning - Always education

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Barang Naik Ketika BBM Naik, Giliran BBM Turun Kok Harga Barang Tidak Ikutan Turun?

16 September 2022   14:38 Diperbarui: 16 September 2022   16:17 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : pikiran-rakyat.com

Harga naik tinggi seringkali faktor penyebabnya adalah karena BBM Naik. Saya ingat saat SMA dulu ongkos angkot yang awalnya cuma 1000 naik menjadi Rp.1500, padahal presentase naiknya harga BBM hanya 30% selebihnya akan menjadi inflasi. Harga barang-barang juga ikutan naik saat itu. Namun ketika SBY Menurunkan harga BBM yang dulu dia naikkan, harga barang-barang tidak ikutan turun.

Ketika BBM naik, ongkos naik wajar. Ketika BBM turun ongkos juga turun sesuatu yang wajar. Namun jika BBM turun, harga barang tidak turun ini baru tidak wajar. Dulu sebelum BBM naik harga snack (makanan ringan) masih ada yang harganya Rp. 100. Sejak BBM naik harga makanan yang awalnya 100 menjadi Rp.500 (dengan penambahan porsi/jumlah tertentu). Dan sekarang harga snack untuk anak-anak sudah banyak dengan harga terendah Rp.1000. Ini merupakan inflasi yang terlalu tinggi. Nilai tukar rupiah yang terus menurun.

Apakah ini terjadi karena pengusaha harus melakukan strategi itu untuk tetap untung.? Bagaimana peran pemerintah terutama menteri perdagangan mengenai hal ini.? Bisakah uang pecahan Rp. 100 itu kembali berharga seperti dahulu.? bukan sekedar recehan yang tidak lagi bisa membeli snack?

Stop melanjutkan keanehan ini ketika BBM Naik. Mari menjadi manusia. I wish the next leader can lead better than all of leader in the world.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun