Pagi tidur sampai siang, gua menjalani hidup semaunya. Siang gua ke kantor maling uang dan korupsi. Selagi masih bisa diambil gua akan bawa pulang semua peralatan kantor. Dana dari program kerja sengaja gua mark up. Harga lem gua tulis 400 milyar agar uangnya gua rebut untuk investasi 7 turunan.
Kemaren gua mampir ke sebuah desa yang  terbelakang, kumuh dan penuh kemiskinan. Gua sengaja datang membawa bantuan untuk para masyarakat. Tujuan gua menyogok mereka supaya memilih gua jadi presiden. Walaupun media-media sok idealis itu memberitakan keburukan gua, gua ga peduli. Gua tetap melakukan apapun yang gua mau, menjadi Presiden. Orang nomor satu.
Hari pemilihan telah tiba, semua tim sukses dan para pengemis-pengemis harapan gua perintahkan untuk memberi uang kepada masyarakat agar mencoblos gua sebagai presiden. Pastinya gua percaya diri dan yakin menjadi pemenang dengan sangat mudah. Uang gua terlalu melimpah untuk tidak dihamburkan menyogok manusia-manusia yang rakus dan tak bersyukur. Ketololan mereka gua manfaatkan untuk meraih kesuksesan.
Media-media yang meminta jatah uang itu sangat menyebalkan. Presenter mereka terlalu polos dan bodoh. Si Jon yang punya TV saja sudah gua tatar supaya merubah pemberitaan gua menjadi positif. Elektabilitas gua meningkat dan semua masyarakat percaya kalau gua adalah pemimpin yang membawa harapan bagi mereka.
Waktu pengumuman hasil pemilu 4 jam lagi. Gua santai dan tidak kaget kalau gua yang menangÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H