Setiap orang pernah mengalami sebagai anak. Mari sejenak balik lagi kemasa kecil anda. Momen disaat anda dibesarkan oleh manusia lainnya. Manusia lainnya ini bisa saja Ibu Panti Asuhan (jika anda dibesarkan disana), Nenek atau Kakek yang membesarkan anda. Ayah jika anda dibesarkan oleh laki-laki. Ibu jika anda dibesarkan oleh seorang wanita.Â
Beruntung jika anda dibesarkan oleh Orang Tua yang lengkap Ayah dan Ibu. Apapun itu tidak bermaksud mengingat luka jika sebagian dari anda ada yang mengalaminya. Namun kita mengingat kembali momen disaat kita dibesarkan dan mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi.
Apakah anda dibesarkan dengan keinginan dari orang tua anda, atau keinginan anda sendiri? misalnya anda ingin jadi dokter tetapi orang tua menginginkan anda menjadi seorang guru.Â
Apa sikapa anda terhadap hal tersebut ? tetap mengikuti kata hati atau mengikuti keinginan orang tua.? Apapun keputusannya saya yakin anda tetap menjadi manusia yang bersyukur.
Dengan masa kecil dan semua pengalaman yang anda alami, anda akan menyimpulkan pola pendidikan sendiri. Namun yang perlu kita ingat adalah anak dilahirkan sebagai individu yang memiliki hati, fikiran dan minat tersendiri. Mampu membantu dan menjadi pendukung terhadap apa yang dicita-citakan anak tentu sudah menjadi kewajiban Orang tua.
Sebagai orang tua kita membantu anak meluruskan pemahaman yang kurang tepat dan menjadi tempat memberi semangat dan dukungan kepada anak. Baik dan benar tentang sesuatu, kita sebagai manusia yang beragama sudah diberi petunjuk berupa kitab suci. Kitab suci penuntun dalam kehidupan, termasuk bagaimana cara mendidik anak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H