Mohon tunggu...
Lutfi Koto
Lutfi Koto Mohon Tunggu... Lainnya - Long life learning - Education
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Always learning - Always education

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri Ini Memang Lucu, Unik sekaligus Membanggakan…!!!

4 Desember 2014   07:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:05 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teman saya ada yang preman, masalah prostitusi, sex, jangan ditanya. Lihai menggoda wanita dia Rajanya. Tapi gayanya (kesehariannya) biasa-biasa saja, malah keliatan anak yang supple dan biasa saja. Ada juga teman saya yang tidak terlalu lugu, tak juga polos. Tapi gayanya preman kelas menengah kakap. Cool, (ada yang Pakai anting, ada juga yang tidak) ditambah sedikit polesan tato. Tapi pas sms kena tipu dan ditonjok dianya nangis.

Masalah BBM juga begitu, ada masyarakat yang saya wawancarai dari kalangan bawah, seorang bapak yang berprofesi sebagai tukang sapu. Bapak tersebut setuju2 saja BBM naik. Dengan santai bapak itu bilang "Saya kan ga punya motor, mobil apa lagi, jadi setuju saja BBM naik. Harga barang gimana pak.?, jawab saya, balik nanya. Bapak itu lanjut menjawab. "Ya, walaupun naik, Alhamdulillah tetap bisa makan”.
Ada juga masyarakat yang saya wawancarai secara ekonomi sudah mumpuni, tapi ngotot menolak BBM naik. Beliau bilang "Hidup saya bukan hanya untuk diri saya sendiri, saya mungkin tak apa, tapi masih banyak saudara kita yang menjerit akan kebijakan BBM naik." Jawabnya sedikit menggebu. Anda tau, malam harinya orang tersebut aktivitasnya apa.? Ternyata malah puling-puling ga jelas. Alias putar-putar keliling ga jelas, alias boros BBM.

Pertanyaannya : Warga mana yang tidak setuju BBM naik.? kelas menengah bawah atau kelas menengah atas.???

Tak puas. saya juga wawancara dengan salah satu golongan yang bekennya disebut kalangan akademis, agen serba agen (Mahasiswa). Jawabannya juga (kurang-lebih) sama dengan diatas. Cuman tambahannya ada yang berpendapat kalau yang menolak naiknya harga BBM itu orangnya munafik, sok-sok an nolak (kira2 begitu)

Tak hanya masalah BBM.
Tadi* saat wawancara masalah Uang Kuliah Tunggal (UKT) juga begitu, Ada mahasiswa yang ekonominya rendah, malah mengaku punya ekonomi atas. Dia berucap "saya mengaku kalau bapak saya pengusaha". Padahal (maaf, orang tuanya bukan pengusaha). Sehingga meraih Level UKT sampai 4 juta. Selanjutnya ngotot ga terima bayar uang kuliah semahal itu.
Anehnya lagi, ada juga mahasiswa yang saya wawancarai, (dan teman2 sesama leting/angkatan nya juga sepakat untuk bilang) : mengaku dirinya dari ekonomi rendah, tapi kenyataannya mahasiswa itu dari golongan dengan ekonomi yang sehat. Dengan senyum sedikit lebar, mahasiswa tersebut bilang, "Ya, saya terima-terima saja". (begitu kira-kira)
Ahhh, dunia ini. Kadang-kadang, kiding-kiding, juga kudung-kudung.

Oya satu lagi, ada juga kalangan Dr. (Baca doktor) yang menyentil Ibu menteri kita yang ga tamat SMP (Anda tau menteri mana yang saya maksud) sebagai suatu kesalahan dalam pengangkatan pada jabatan. Ternyata usuk punya usuk sang Ibu menteri telah melalang buana dengan tindak dan kerja nyata. Malahan kiprahnya dibuktikan dengan meraih salah satu penghargaan dari Perguruan Tinggi ternama di negeri ini. Dan Ternyata, bahkan dosen yang nyentil Ibu menteri, belum berkiprah untuk orang yang sangat banyak, dan belum mendapatkan penghargaan sekelas Ibu menteri, meskipun dibelakang nama ada tambahan title ini, itu. (Belum lagi kalau disinggung tentang keabsahan skripsi, tesis, disertasi. dan lain sebagainya. Belum tau skripsi, tesis, dan disertasinya asli, manipulasi, atau mungkin Hoax... Oopps..!!!)

Ternyata masih ada juga yang pro BBM naik. Ada juga yang kontra BBM naik, tapi bertanggung jawab dengan pilihan dan sikap yang dipilihnya. Masih ada juga mahasiswa yang berakhlak baik, yang gayanya enak dipandang sesuai dengan kelakuannya. Masih ada dosen saya yang bergelar Dr. yang kiprahnya (meskipun ga sehebat Ibu menteri) tapi bermanfaat bagi orang banyak. Masih ada mahasiswa yang mendapatkan Level UKT yang sesuai dengan status ekonomi yang sesuai. Tak ketinggalan masih ada manusia yang ucapannya sesuai dengan perbuatan.

Kesimpulannya apa…??? Bagaimana menurut anda…???
Ternyata, anda termasuk golongan manusia yang terbaik. :D
*Good People Good Life :D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun