Mohon tunggu...
Lutfi Khanif
Lutfi Khanif Mohon Tunggu... lainnya -

simple

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fio Kecil Berjuang Melawan Kanker di Batang Otak

14 Februari 2014   09:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:50 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebanyakan orang berpendapat bahwa penyakit kanker merupakan penyakit yang hanya diderita oleh manusia dewasa. Sebagian orang awam bahkan berpendapat bahwa kanker merupakan penyakit yang hanya diderita oleh orang dewasa atau usia lanjut. Tapi tidak demikian yang dialami oleh Fio, pada usianya yang ke enam tahun Fio divonis oleh dokter mengidap kanker otak.

Menghadapi penyakit kanker bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi kanker otak yang diderita pada usia yang begitu belia. Usia yang masih terlalu dini membuat Fio tidak menyadari keluhan yang dirasakannya dan mengomunikasikan hal tersebut kepada orangtuanya. Hingga akhirnya orangtuanya sendiri yang merasakan ada sesuatu yang ganjil pada anaknya tersebut.

Kanker otak dapat dialami oleh siapapun dengan jenjang usia berapapun. Banyak yang belum mengetahui gejala-gejala dari kanker otak ini. Sebagian besar penderita kanker otak yang menjalani pengobatan medis sudah dalam keadaan stadium lanjut. Kanker otak dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian bagi penderitanya.

Fio lahir di Jakarta pada tanggal 20 Maret 2007. Fio merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Sejak balita hingga usia enam tahun Fio tumbuh normal seperti anak-anak lain pada umumnya. Fio tumbuh menjadi anak yang aktif dan cerdas, tidak pernah ada keluhan apapun dan tidak tampak kelainan pada fisiknya. Namun pada bulan April 2013 Fio mulai mengeluh pusing, kaki dan tangannya yang sebelah kiri lunglai tidak bisa digerakkan. Rupanya hal tersebut merupakan salah satu tanda telah melemahnnya motorik sebelah kiri, Fio sudah  tidak dapat beraktifitas normal seperti sebelumnya.

Melihat gejala-gejala pada Fio tersebut, akhirnya orangtua Fio berinisiatif memeriksakan kondisi Fio ke dokter. Saat itu dokter menyarankan untuk segera dilakukan pemeriksaan MRI Otak.  Pada tanggal 2 Mei 2013 dilakukan MRI Otak, dan hasil MRI menunjukkan bahwa ada massa di dekat batang tengah otak Fio, dengan ukuran 4 cm. Selain itu juga ditemukan cairan (hydrochepalus) di otak tengahnya (cerebral penducle kanan). Saat itu dokter menyatakan bahwa Fio tidak dapat dioperasi karena posisi massanya di batang otak yang apabila dilakukan operasi resikonya terlalu besar,  Fio pun hanya bisa  dikemoterapi.

Fio sempat dirawat di rumah sakit selama satu minggu lamanya, namun saat itu tidak ada tindakan apapun  yang dilakukan selain pemberian obat penahan rasa sakit.

Setelah berdiskusi dengan pihak keluarga, mencari second opinion dan mempelajari tentang berbagai kemungkinan yang terjadi akhirnya orangtua Fio memutuskan untuk tidak melakukan kemoterapi kepada anaknya. Kemudian orangtua Fio berusaha mencari pengobatan lain. Dalam pencariannya tersebut ayah Fio mendapatkan informasi mengenai pengobatan kanker dengan menggunakan gelombang elektrostatis (ECCT). Akhirnya orangtua Fio datang untuk mengkonsultasikan kondisi anaknya. Setelah konsultasi dengan tim Fisika Medis Fio disarankan untuk menggunakan alat yang berupa apparel berbentuk helmet. Saat itu masih bulan Mei 2013, Fio mulai melakukan terapi dengan gelombang elektrostatis.

Beberapa kali melakukan konsultasi dengan ahli fisika medis didapat hasil sebagai berikut :

Pada tanggal 22 Juli 2013 Fio melakukan konsultasi dengan ahli fisika medis, terdapat beberapa kemajuan antara lain, hilangnya sakit kepala, tangan dan kaki yang semula tidak bisa digerakkan sudah mulai bisa digerakkan walau sedikit, ingatan sempurna dan keseimbangan tubuh Fio mulai membaik.

Dua bulan kemudian dengan masih menjalani terapi, Fio kembali melakukan konsultasi dengan tim ahli fisika medis. Perkembangan yang dirasakan antara lain organ kaki dan tangan sebelah kiri sudah mulai aktif kembali dan keseimbangan tubuh mulai membaik.

Selama terapi menggunakan elektrostatis ada beberapa efek samping yang dialami oleh Fio. Pada bulan September dan Oktober Fio merasakan pusing dengan intensitas cukup sering, dan timbul efek lain seperti keringat berlendir, keluar dahak, keluarnya cairan dari hidung, hingga urine berubah warna menjadi lebih keruh. Efek-efek tersebut merupakan detoksifikasi tubuh terhadap sel kanker yang sudah mati.

Selama kurang lebih delapan bulan menjalani terapi elektrostatis, gejala seperti sakit kepala dan kejang sudah tidak lagi dirasakan oleh Fio, motorik sebelah kiri sudah sempurna, memori (ingatan) dan keseimbangan tubuh pun sudah sempurna. Nafsu makan cukup baik dan daya tahan tubuh juga terbilang cukup baik, hal itu disampaikan pada konsultasi terakhir yang dilakukan pada tanggal 11 Januari 2014. Sampai saat ini Fio sudah bisa jalan dan beraktifitas normal seperti anak pada umumnya.  Sekarang Fio duduk di kelas 1 SD dan bisa mengikuti seluruh mata pelajaran, kecuali pelajaran olahraga untuk mengurangi aktifitas yang berlebihan. Fio merupakan anak yang cerdas, ceria dan punya banyak teman.

Keluhan yang dirasakan sekarang hampir tidak ada, kecuali kadang masih merasa pusing, secara umum KU (kondisi umum) tidak ada masalah, sudah bisa bermain sendiri dibanding beberapa bulan lalu yang hanya bisa tiduran, MRI terakhir hydrochepalus (cairan pada otak)  cenderung berkurang tanpa pasang VP shunt. Semoga kondisi ke depan Fio semakin membaik dan bisa pulih secara total.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun