Mohon tunggu...
lutfikhakim
lutfikhakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Sipil USM

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengelolaan Sampah dan Konsep Green Building Java Supermall Semarang

13 Desember 2024   11:24 Diperbarui: 13 Desember 2024   11:11 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebagai salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Kota Semarang, Java Supermall memiliki peran signifikan dalam membentuk perilaku konsumen, termasuk dalam hal pengelolaan sampah. Konsep green building yang diterapkan oleh Java Supermall mencakup prinsip efisiensi energi dan pengelolaan limbah yang bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu aspek penting dari konsep ini adalah pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, mulai dari pengurangan sampah di sumber, pemilahan limbah, hingga daur ulang. Namun, implementasi aspek ini memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk memastikan efektivitasnya di lapangan. Sebagai institusi yang dikunjungi oleh ribuan orang setiap harinya, tanggung jawab Java Supermall terhadap pengelolaan sampah tidak hanya mencakup kebersihan internal mall, tetapi juga dampak ekologis yang lebih luas. Meskipun Java Supermall telah melakukan beberapa inisiatif terkait pengelolaan sampah, terdapat beberapa aspek yang memerlukan perhatian lebih mendalam untuk mencapai standar keberlanjutan yang ideal.

Java Supermall telah memperkenalkan program pemilahan sampah yang membedakan antara sampah organik, non-organik, dan daur ulang. Namun, pelaksanaan program ini di lapangan masih menunjukkan beberapa kelemahan. Misalnya, tidak semua pengunjung memahami pentingnya memisahkan sampah sesuai kategori. Hal ini sering disebabkan oleh minimnya edukasi langsung yang diberikan kepada pengunjung. Selain itu, papan informasi dan tempat sampah yang tersedia di berbagai sudut mal belum dirancang secara interaktif atau menarik untuk mendorong partisipasi aktif dari pengunjung.

Di sisi lain, Java Supermall juga telah menjalin kerja sama dengan pihak ketiga untuk pengelolaan limbah daur ulang. Namun, laporan tentang seberapa efektif kerja sama ini dalam mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) belum transparan. Dalam konteks ini, pengelolaan sampah di Java Supermall masih membutuhkan evaluasi yang berbasis data untuk memastikan efektivitas program yang ada.

Tantangan utama dalam pengelolaan sampah di Java Supermall adalah kurangnya integrasi teknologi dan inovasi dalam proses pengelolaan. Dalam era modern ini, banyak pusat perbelanjaan di kota-kota besar lainnya telah mulai menggunakan teknologi seperti mesin pengolah sampah organik menjadi kompos atau sistem insinerasi limbah non-organik. Java Supermall tampaknya belum memanfaatkan teknologi tersebut secara optimal. Hal ini berpotensi menyebabkan penumpukan limbah yang tidak dikelola dengan baik, yang akhirnya berkontribusi pada pencemaran lingkungan.

Selain itu, keterlibatan tenant dalam pengelolaan sampah juga menjadi tantangan. Banyak gerai makanan dan minuman menghasilkan limbah dalam jumlah besar, terutama plastik sekali pakai. Meski beberapa tenant telah mulai menggunakan kemasan ramah lingkungan, inisiatif ini belum diwajibkan atau diatur secara ketat oleh pengelola Java Supermall. Dengan demikian, diperlukan kebijakan yang lebih proaktif dari pengelola untuk memastikan seluruh tenant ikut berkontribusi dalam program keberlanjutan.

Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sampah, Java Supermall perlu mengambil langkah-langkah strategis yang lebih terarah. Pertama, edukasi dan kampanye kesadaran lingkungan harus diperluas, baik melalui papan informasi yang lebih jelas, kegiatan edukasi interaktif, maupun kerja sama dengan komunitas peduli lingkungan. Pendekatan ini dapat meningkatkan partisipasi pengunjung dalam program pemilahan sampah.

Kedua, pengelola Java Supermall perlu mempertimbangkan penggunaan teknologi modern dalam pengelolaan limbah, seperti mesin penghancur limbah organik atau perangkat pemrosesan plastik menjadi bahan daur ulang. Teknologi ini tidak hanya akan mengurangi beban limbah, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi.

Ketiga, pengelola harus menetapkan kebijakan yang mewajibkan tenant untuk menggunakan kemasan ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Kebijakan ini dapat didukung dengan insentif bagi tenant yang berkontribusi positif terhadap pengelolaan limbah.

Pengelolaan sampah di Java Supermall Semarang merupakan isu yang penting untuk diperhatikan, mengingat posisinya sebagai pusat perbelanjaan besar di kota yang sedang berupaya meningkatkan keberlanjutan lingkungannya. Meskipun telah ada beberapa inisiatif positif, masih terdapat ruang yang luas untuk perbaikan. Dengan pendekatan yang lebih strategis, integrasi teknologi, dan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, Java Supermall dapat menjadi contoh pusat perbelanjaan yang benar-benar berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Langkah ini tidak hanya akan memberikan manfaat ekologis, tetapi juga memperkuat citra positif Java Supermall di mata masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun