Mohon tunggu...
Lutfi Jailani
Lutfi Jailani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas Islam negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Mahasiswa baru universitas Islam negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.parodi perbankan syariah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini Saya Mengenai Masalah Penolakan Pembangunan Rempang Eco City

1 Oktober 2023   16:46 Diperbarui: 21 November 2023   16:22 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pulau Rempang adalah salah satu pulau yang terletak di Kepulauan riau, Indonesia. Pulau ini memiliki keindahan alam yang memukau, tetapi juga dihadapkan dengan sejumlah masalah yang perlu segera diatasi.terutama penolakan masyarakat terhadap rencana pembangunan rempang ec city.

Pendapat saya tentang masyarakat Pulau Rempang yang menolak rencana pembangunan Rempang Eco City adalah sebagai berikut:

1.Perlindungan Lingkungan: Mungkin salah satu alasan utama masyarakat Pulau Rempang menentang rencana pembangunan ini adalah kekhawatiran akan dampak lingkungan yang signifikan. Mereka mungkin merasa bahwa proyek ini akan merusak ekosistem alami dan sumber daya alam yang ada di pulau tersebut. Perlindungan lingkungan adalah hal yang penting, dan masyarakat sering kali memiliki hak untuk merasa khawatir tentang dampak lingkungan dari proyek pembangunan besar.

2.Kehilangan Identitas Budaya: Pembangunan besar-besaran seperti Eco City dapat mengubah karakter dan identitas sebuah daerah. Masyarakat Pulau Rempang mungkin takut bahwa perkembangan ini akan mengancam warisan budaya dan tradisional mereka. Ini adalah perasaan yang sering kali muncul dalam situasi seperti ini.

3.Dampak Sosial: Masyarakat juga mungkin khawatir tentang dampak sosial dari proyek ini. Pembangunan seperti ini sering kali membawa perubahan besar dalam pola hidup masyarakat, termasuk peningkatan harga tanah dan sewa, yang dapat membuat hidup lebih sulit bagi penduduk lokal yang mungkin tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

4.Transparansi dan Partisipasi: Keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan sering kali menjadi masalah besar dalam proyek-proyek pembangunan. Masyarakat mungkin merasa bahwa mereka tidak cukup terlibat dalam perencanaan Rempang Eco City, atau bahwa informasi yang mereka terima tidak memadai. Transparansi dan partisipasi yang kurang dapat menyebabkan ketidakpuasan masyarakat.

5.Alternatif Pembangunan: Mungkin ada alternatif pembangunan yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat Pulau Rempang. Oleh karena itu, mereka mungkin menyarankan rencana alternatif yang lebih ramah lingkungan atau yang lebih mempertahankan identitas budaya mereka.

Penting untuk dicatat bahwa pendapat masyarakat adalah bagian penting dari proses pembangunan. Dalam banyak kasus, perdebatan dan penolakan masyarakat dapat membantu memperbaiki rencana pembangunan agar lebih memperhatikan kepentingan dan kebutuhan lokal. 

Penolakan masyarakat terhadap rencana pembangunan seperti Rembang Eco City adalah fenomena yang umum terjadi di banyak tempat di seluruh dunia. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

 Ketidakpuasan terhadap Dampak Lingkungan: Masyarakat seringkali khawatir tentang dampak lingkungan dari proyek-proyek pembangunan besar. Mereka mungkin merasa bahwa proyek tersebut akan merusak ekosistem lokal, mengancam keberlanjutan lingkungan, atau menyebabkan kerusakan air, tanah, atau udara.

Ketidakpuasan terhadap Dampak Sosial: Proyek-proyek besar juga dapat memengaruhi komunitas lokal secara sosial. Masyarakat mungkin khawatir bahwa pembangunan tersebut akan mengubah struktur sosial mereka, meningkatkan biaya hidup, atau menghilangkan warisan budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun