Mohon tunggu...
lutfia zahroh
lutfia zahroh Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ketidak Seimbangan Pendidikan

16 Desember 2015   15:45 Diperbarui: 16 Desember 2015   15:45 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pendidikan di Indonesia ituterlihatsepertimataangin yang hanya memiliki satuarah.Kenapa?Karena pendidikan di Indonesia sepertinya hanya di tujukan untuk kalangan yang memiliki uang yang banyak dan tinggal di perkotaan. Jika kita lihat, di daerah kota banyak sekali sekolah- sekolah mewah dengan fasilitas yang sangat mendukung untuk kegiatan belajar. Tetapi di daerah- daerah seperti di Papua kita sering mendengar sekolah yang ambruk, jangankan fasilitas teknologi yang canggih bangunan sekolahpun tempat mereka menimba ilmu tidak layak dikatakan sebagai sekolah.

Pendidikan di daerah tertinggalpun tidak hanya dari segi fasilitas, melainkan dari segi tenaga pengajarpun di daerah tertinggal banyak pengajar yang tidak berasal dari dunia pendidikan.Contohnya banyak guru di daerah yang merupakan tamatan SLTP danSLTA  bahkan ada juga yang tamatan Sekolah Dasar. Sehingga pendidik di daerah tertinggal tidak mengetahui hakikat pendidikan yang sesuai dengan UUD 1945.

Meskipun dengan banyak keterbatasan bagi kegiatan belajar mereka, namun semangat belajar siswa di daerah tertinggal justru lebih besar dari pada semangat belajar siswa di perkotaan.Kenapa? Karena mereka memiliki keinginan yang sangat besaruntuk merubah kehidupannya dan melangkah lebih maju dari kehidupan mereka saat ini. Untuk itu kita yang memiliki kesempatan belajar yang mudah dan besar kita tumbuhkan semangat belajar yang sama seperti siswa di daerah tertinggal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun